Wednesday, December 27, 2006

36 CHRISTIAN WAYS TO REDUCE STRESS

36 CHRISTIAN WAYS TO REDUCE STRESS

An Angel says, "Never borrow from the future. If you worry about what may happen tomorrow and it doesn't happen, you have worried in vain. Even if it does happen, you have to worry twice."
1. Pray
2. Go to bed on time.
3. Get up on time so you can start the day unrushed.
4. Say No to projects that won't fit into your time schedule or that will compromise your mental health.
5. Delegate tasks to capable others.
6. Simplify and uncluttered your life.
7. Less is more. (Although one is often not enough, two are often too many.)
8. Allow extra time to do things and to get to places.
9. Pace yourself. Spread out big changes and difficult projects over time; don't lump the hard things all together.
10. Take one day at a time.
11. Separate worries from concerns. If a situation is a concern, find out what God would have you do and let go of the anxiety. If you can't do anything about a s ituation, forget it.
12. Live within your budget; don't use credit cards for ordinary purchases.
13. Have backups; an extra car key in your wallet, an extra house key buried in the garden, extra stamps, etc.
14. K.M.S. (Keep Mouth Shut). This single piece of advice can prevent an enormous amount of trouble.
15. Do something for the Kid in You everyday.
16. Carry a Bible with you to read while waiting in line.
17. Get enough rest
18. Eat right.
19. Get organized so everything has its place.
20. Listen to a tape while driving that can help improve your quality of life.
21. Write down thoughts and inspirations.
22. Every day, find time to be alone.
23. Having problems? Talk to God on the spot. Try to nip small problems in the bud. Don't wait until it's time to go to bed to try and pray.
24. Make friends with Godly people.
25. Keep a folder of favorite scriptures on hand.
26. Remember that the shortest bridge between despair and hope is often a good "Thank you Jesus."
27. Laugh.
28. Laugh some more!
29. Take your work seriously, but not yourself at all.
30. Develop a forgiving attitude (most people are doing the best they can).
31. Be kind to unkind people (they probably need it the most).
32. Sit on your ego.
33. Talk less; listen more.
34. Slow down.
35. Remind yourself that you are not the general manager of the universe.
36. Every night before bed, think of one thing you're grateful for that you've never been grateful for before.
GOD HAS A WAY OF TURNING THINGS AROUND FOR YOU.
"If God is for us, who can be against us?" (Romans 8:31
)

Mother Theresa Prayer

Mother Theresa Prayer

REMEMBER to make a wish before you read the poem. That's all you have to do. There is nothing attached. This is a powerful novena. Just send this to four people and let me know what happens on the fourth day. Do not break this, please. Prayer is one of the best free gifts we receive. There is no cost but a lot of reward.
(Did you make a wish?)


If you don't make a wish, it won't come true.
Last Chance to Make a Wish.


May today there be peace within
May you trust your highest power that you are exactly where you are meant to be....
May you not forget the infinite possibilities that are born of faith
May you use those gifts that you have received, and pass on the love
that has been given to you....
May you be content knowing you are a child of God....
Let this presence settle into our bones, and allow your soul the freedom to sing, dance, praise and love
It is there for each and every one of you....

Amarah Itu Racun, Kendalikan Segera!

A tip of the day...


Amarah Itu Racun, Kendalikan Segera!

Ingat-ingat, saat anda mengalami hari yang buruk, entah macet, atau mobil terserempet pengendara motor yang ugal-ugalan, apa reaksi Anda? Marah tentu. Anda bakal menyalahkan orang lain atas kejadian itu? Bisa jadi.
Amarah itu wajar, asal jangan berlebihan. Sebab amarah di luar batas takaran beracun lho. Tekanan darah tinggi, menurunnya level gula dalam darah,sakit kepala, migren, sakit jiwa, bahkan kematian, merupakan efek samping yang lazim ditemukan dari amarah yang kronis. Bertahun-tahun hingga kini, sejumlah riset klinis telah melakukan percobaan dari ratusan orang sukarela untuk menjalani tes kemarahan, untuk menentukan pola antara kemarahan dengan isu kesehatan.
Hasil membuktikan indikasi definitive kemarahan dapat membunuh untuk jangka panjang. Diperkirakan orang yang biasa marah sepanjang hidupnya akan mati 10 tahun lebih muda keimbang seseorang yang dapat mengendalikan amarah dan stress. Nah, tertarik kan?
Amarah disebabkan oleh stress/tekanan dan pikiran negatif yang menurunkan kadar serotonin di otak, yang akan menyebabkan terjadinya:
- Meningkatnya perilaku agresif.
- Meningkatkan aktivitas system syraaf simpatik, seperti pernapasan, kecepatan denyut jantung.
- Menurunkan aktivitas system syaraf parasimpatik, seperti koordinasi, konsentrasi, dll.
- Meningkatkan efek menyenangkan dari merokok dan nikoton, yang akan meningkatkan perilaku buruk.
- Naiknya bobot tubuh dan kebiasaan makan.
- Meningkatnya konsumsi alkohol.
Langkah gampang yang dapat anda tempuh mengekang amarah adalah jangan membesar-besarkan masalah dan sebenarnya sebagian besar masalah itu hal kecil yang dibesar-besarkan.


Agar lebih mudah, berikut ini kami rangkumkan 10 langkah untuk menurunkan amarah:
1. Meditasi
Dengan meditasi, Anda fokus pada pernapasan dan tampak rileks. Cara ini ampuh menurunkan tekanan psikologis dan stress. Lakukan meditasi setiap hari, dan lihat manfaatnya untuk mengendalikan amarah yang siap memuncak.
2. Tegaslah pada diri-sendiri
Jika ketidakadilan terjadi pada Anda, tak diragukan lagi pasti amarah itu menggelegak. Namun tujuan utamanya adalah jangan sampai amarah itu bersifat merusak dan membuat Anda hilang kendali. Tetaplah fokus dan selektif.
Tak seperti meditasi, penegasan akan membuat Anda dapat menilai situasi. Asertif, yang merupakan kebalikan dari agresif, meminta adanya perubahan perilaku. Jika biasanya Anda meminta sesuatu dengan marah-marah, ubahlah permintaan dengan kata-kata santun dan menaruh rasa hormat. Cara ini lebih diplomatis.
3. Memelihara binatang
Hewan peliharaan tak menuntut banyak, kecuali makanan dan perhatian. Namun pada saat yang sama, dia akan memberikan tuan-nya sesuatu yang berharga. Jangan anggap binatang peliharaan tak punya perasaan, mereka itu lebih peka dan mampu 'memahami' kita dengan lebih baik. Mereka tak egois, mau menang sendiri, seperti manusia. Memelihara binatang merupakan tindakan bagus sebagai awal Anda memperhatikan lingkungan sekitar. Penelitian menunjukkan secara fisik dan emosi pemilik binatang peliharaan lebih baik ketimbang yang tidak.
4. Mendengarkan
Cobalah untuk menutup mulut, diam, mendengarkan. Terbukti aksi diam mampu meredam amarah yang memuncak saat berseteru dengan lawan bicara, misalnya.
Jika saatnya bicara, Anda akan berbicara dengan nada lebih bijak dan akan membuat orang lain belajar pada Anda
5. Tingkatkan empati
Dengan melihat situasi dari kacamata orang lain, Anda akan menemukan kecakapan baru--bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Orang akan lebih menghargai Anda.
6. Toleransi
Kata ini sangat efektif, menerima orang lain seperti apa adanya, bukan ingin menjadikan mereka sesuai kehendak Anda. Di waktu lain, saat Anda bicara, akan lebih didengarkan olah orang lain. Sebabnya tak lain sikap toleransi yang Anda miliki itu.
7. Memaafkan
Memaafkan, betapapun luka itu masih membekas dalam di hati dan jantung Anda.
Meski secara akal tampaknya hal yang menyakitkan itu tak mungkin dimaafkan, kenapa tak melepaskan amarah dengan memaafkan orang lain yang telah menyakiti hati? Yakinlah, ada semacam 'pelepasan' beban yang membuat hidup jauh lebih ringan untuk dijalani.
8. Miliki sahabat
Seorang sahabat orang kepercayaan dapat memberi dukungan, atau bahkan mengasuh anak-anak saat Anda harus pergi mendadak. Sahabat juga tempat untuk berbagi, bahkan untuk hal-hal yang tak dapat kita share ke pasangan. Dengan berbagi, amarah juga bisa diredakan. Ibaratnya sahabat itu 'tong sampah' yang siap menampung segala serapahan kita.
9. Seringlah tertawa
Amarah dan humor memang tak sama dalam satu waktu. Namun tak ada salahnya menertawakan diri-sendiri saat suasana sedang tak enak. Amarah yang siap membuncah bakalan mereda jika Anda bisa membanggap tragedi hanyalah banyolan belaka.
10. Lebih religius
Jika selama ini Anda tak aktif di persekutuan gereja atau misa, kenapa tak memulainya lagi? komunitas spiritual akan membantu diri kita mencapai prospek filosofi yang positif. Outlook positif ini pada akhirnya akan mengekang segala kesinisan, amarah dan juga agresi.

Mencegah Gula Darah Rendah

Mencegah Gula Darah Rendah

Minggu, 10 Desember 2006

Ibu saya sudah tujuh tahun ini menderita diabetes melitus. Beliau cukup patuh pada diet dan juga rajin minum obat penurun gula darah. Hanya saja, karena usia beliau yang sudah 67 tahun, maka kegiatan olahraga kurang berjalan.
Beliau lebih banyak di rumah dan berolahraga hanya dengan berjalan kaki mengelilingi halaman rumah yang cukup luas.
Selama menderita kencing manis, beliau pernah dua kali dirawat di rumah sakit. Perawatan pertama atas alasan infeksi paru (pneumonia) dan juga gula darah yang meningkat. Beliau dirawat sekitar 10 hari dan dapat aktif kembali setelah itu.
Perawatan kedua baru saja dua minggu lalu karena rasa lemas dan banyak keringat yang ternyata disebabkan penurunan gula darah berlebihan (hipoglikemia). Selama ini memang beliau rajin memeriksa gula darah, baik ke laboratorium, biasanya sebulan sekali, maupun menggunakan alat pengukur gula darah di rumah.
Beliau amat khawatir jika gula darahnya di atas yang dianjurkan dokter sehingga jika lebih tinggi, beliau biasanya mengurangi makan agar gula darah tersebut masuk ke kategori terkendali. Beliau minum obat penurun gula darah setiap pagi satu tablet.
Sewaktu perawatan kedua, dokter telah menjelaskan secara sepintas faktor penyebab gula darah rendah dan cara penanggulangannya. Namun, penjelasan tersebut disampaikan kepada adik saya yang kebetulan tidak serumah dengan ibu. Saya berusaha mendapat informasi dari adik saya cara mencegah penurunan gula darah agar ibu tak mengalami hipoglikemia berulang, tetapi penjelasan tersebut tidak lengkap sehingga saya mohon Dokter menginformasikan penyebab, bahaya, dan cara penanggulangan hipoglikemia.
Apakah ada brosur tertulis yang dapat menjadi pegangan bagi keluarga penderita diabetes melitus agar keadaan hipoglikemia dapat dicegah? Atas perhatian Dokter, saya ucapkan terima kasih.

J di B
Salah satu tujuan terapi diabetes melitus adalah mencapai gula darah yang terkendali. Jika gula darah terkendali baik, diharapkan komplikasi kronik diabetes melitus dapat dikurangi.
Kriteria pengendalian gula darah pada keadaan puasa adalah 80-120 mg/dl (baik), 120-140 mg/dl (sedang), dan jika >140 mg/dl termasuk kurang terkendali. Sementara gula darah pada keadaan dua jam setelah makan adalah 120-160 mg/dl (baik), 160-200 mg/dl (sedang), dan >200 mg/dl (kurang). Selain pengendalian gula darah, hendaknya juga dikendalikan berat badan, tekanan darah, dan kadar lemak.
Pemeriksaan gula darah memang dapat dilakukan juga di rumah, tetapi hendaknya cara memeriksa sendiri dengan alat glukometer perlu dipahami dengan baik. Sehabis membeli alat, tanyakan cara yang benar untuk menggunakannya. Hasil pemeriksaan ada baiknya secara berkala dibandingkan dengan hasil gula darah yang diperiksa di laboratorium.
Penyebab penurunan gula darah paling sering adalah obat penurun gula darah, baik berbentuk tablet (yang sering obat golongan sulfonilurea) maupun suntikan insulin. Penyebab lain, makan kurang dari yang dianjurkan, berat badan turun, dan olahraga berlebihan.
Obat penurun gula darah atau takaran suntikan insulin yang dianjurkan dokter telah disesuaikan dengan asupan kalori makanan dan kegiatan sehari-hari. Jika asupan makanan berkurang, sedangkan dosis obat penurun gula darah tetap, akan timbul risiko hipoglikemia.
Gejala hipoglikemia dapat timbul ringan sampai berat. Gejala yang ringan berupa mual, lemah, lesu, dan keringat dingin. Gejala berat dapat berupa penurunan kesadaran. Obat penurun gula darah dapat memberi tanda hipoglikemia lebih berat dan dapat lebih dipastikan serangan hipoglikemianya.
Jika gejala-gejala tadi timbul, harus juga segera diperiksa gula darah penderita. Tanda hipoglikemia biasanya muncul bila gula darah <50 mg/dl, meski adakalanya gejala hipoglikemia sudah timbul meski gula darah di atas 50 mg/dl.
Pengobatan hipoglikemia jika pasien masih sadar adalah dengan pemberian gula murni dua sendok makan (30 g) atau sirop, permen, dan makanan yang mengandung karbohidrat. Sementara pada keadaan lebih berat (kesadaran menurun) penderita harus segera ditolong di rumah sakit agar dapat diberikan larutan glukosa 40% melalui pembuluh darah vena dan dilanjutkan dengan infus glukosa 10%. Keterlambatan dalam memberikan pertolongan akan berakibat gangguan fungsi otak.
Jadi, jika ada gejala hipoglikemia, segera bawa pasien ke rumah sakit terdekat. Sudah tentu yang penting adalah mencegah terjadinya hipoglikemia.
Kehidupan penderita yang teratur, baik dalam pola makan, minum obat, maupun olahraga, amat membantu. Selain itu, perlu dipahami cara minum obat atau menyuntik insulin yang benar. Sekarang banyak tersedia informasi dalam bentuk buku petunjuk penatalaksanaan diabetes melitus.
Salah satu buku yang mudah dicerna adalah buku Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu yang diterbitkan Pusat Diabetes dan Lipid RS Cipto Mangunkusumo (021-3907703). Nah, mudah-mudahan informasi ini bermanfaat bagi Anda sekeluarga.
(this article was taken from a health forum in an online newsletter)-- just click the provided link here!

10 Hal Tentang Antibiotika

10 Hal Tentang Antibiotika

Antibiotika tentu bukan sesuatu yang asing. Namun, bagaimana antibiotika selayaknya digunakan, tak semua orang tahu.
1. Apa sebetulnya manfaat antibiotika?
Antibiotika adalah senyawa kimia yang dibuat untuk melawan bibit penyakit, khususnya kuman. Ada beragam jenis kuman, ada kuman yang besar, ada yang kecil, dengan sifat yang beragam pula.
Kuman cenderung bersarang di organ tertentu di tubuh yang ditumpanginya. Ada yang suka di otak, di paru-paru, di usus, saraf, ginjal, lambung, kulit, atau tenggorok, dan lainnya. Di organ-organ tempat bersarangnya itu, kuman tertentu menimbulkan infeksi. Kuman tipus menimbulkan penyakit tipus di usus, kuman TBC di paru-paru, selain bisa juga di tulang, ginjal, otak, dan kulit. Kuman lepra di saraf dan kulit, kuman difteria di tenggorokan, tetanus di saraf, dan banyak lagi.
Awalnya, ditemukan jenis antibiotika penisilin, lalu sulfa, yang digunakan untuk mengobati semua penyakit infeksi. Sekarang, sudah berpuluh-puluh jenis antibiotika ditemukan, baik dari rumpun yang sama, maupun dari jenis yang lebih baru. Setiap antibiotika memiliki kemampuannya sendiri dalam melawan kuman. Itu sebab, setiap rumpun kuman memiliki penangkalnya masing-masing yang spesifik. Namun, kebanyakan antibiotika bersifat serba mempan atau broadspectrum. Artinya, semua kuman dapat dibasminya.
Selain itu, ada pula jenis antibiotika yang sempit pemakaiannya, spesifik hanya untuk kuman-kuman tertentu saja. Misalnya, antibiotika untuk kuman TBC (mycobacterium tuberculosis), untuk lepra atau kusta (mycobaterium leprae), atau untuk tipus (salmonella tyhphi).
2.Kapan antibiotika digunakan?
Antibiotika digunakan jika ada infeksi oleh kuman. Infeksi terjadi jika kuman memasuki tubuh. Kuman memasuki tubuh melalui pintu masuknya sendiri-sendiri. Ada yang lewat mulut bersama makanan dan minuman, lewat udara napas memasuki paru-paru, lewat luka renik di kulit, melalui hubungan kelamin, atau masuk melalui aliran darah, lalu kuman menuju organ yang disukainya untuk bersarang.
Gejala umum tubuh terinfeksi biasanya disertai suhu badan meninggi, demam, nyeri kepala, dan nyeri. Infeksi di kulit menimbulkan reaksi merah meradang, bengkak, panas, dan nyeri. Contohnya bisul. Di usus, bergejala mulas, mencret. Di saluran napas, batuk, nyeri tenggorok, atau sesak napas. Di otak, nyeri kepala. Di ginjal, banyak berkemih, kencing merah atau seperti susu.
Namun, gejala suhu tubuh meninggi, demam, nyeri kepala, dan nyeri, bisa juga bukan disebabkan oleh kuman, melainkan infeksi oleh virus atau parasit. Dari keluhan, gejala dan tanda, dokter dapat mengenali apakah infeksi disebabkan oleh kuman, virus, atau parasit.
Penyakit yang disebabkan bukan oleh kuman tidak mempan diobati dengan antibiotika. Untuk virus diberi antivirus, dan untuk parasit diberi antinya, seperti antimalaria, antijamur, dan anticacing. Jika infeksi oleh jenis kuman yang spesifik, biasanya dokter langsung memberikan antibiotika yang sesuai dengan kuman penyebabnya. Misal bisul di kulit, tetanus, difteria, tipus, atau infeksi mata merah.
Untuk infeksi yang meragukan, diperlukan pemeriksaan khusus untuk memastikan jenis kuman penyebabnya. Caranya dengan melakukan pembiakan (kultur) kuman. Bahan biakannya diambil dari darah atau air liur, dahak, urine, tinja, cairan otak, nanah kemaluan, atau kerokan kulit.
Dengan biakan kuman, selain menemukan jenis kumannya, dapat langsung diperiksa pula jenis antibiotika yang cocok untuk menumpasnya (tes resistensi). Dengan demikian, pengobatan infeksinya lebih tepat. Jika tidak dilakukan tes resistensi, bisa jadi antibiotika yang dianggap mampu sudah tidak mempan, sebab kumannya sudah kebal terhadap jenis antibiotika yang dianggap ampuh tersebut.
3.Kenapa semakin banyak kuman yang kebal antibiotika?
Pemakaian antibiotika di negara-negara sedang berkembang sering tidak terkontrol dan cenderung serampangan. Antibiotika yang bisa dibeli bebas, ketidaktahuan pemakaian, dan tidak dipakai sampai tuntas, menimbulkan generasi kuman yang menjadi kebal (resisten) terhadap antibiotika yang digunakan secara tidak tepat dan serampangan itu. Pemakaian antibiotika yang tidak dihabiskan, atau menebusnya setengah resep, misalnya.
Semakin sering dan banyak disalahgunakan suatu antibiotika, semakin cepat menimbulkan kekebalan kuman yang biasa ditumpasnya. Pemakaian antibiotika golongan erythromycine yang paling banyak dan luas dipakai di dasawarsa 80-an, semakin banyak melahirkan generasi kuman yang kebal terhadapnya. Lalu, dibuat generasi baru dari rumpun yang sama. Setiap beberapa tahun, lahir jenis generasi antibiotika baru untuk membasmi jenis kuman yang sudah kebal. Tentu, dengan harga yang lebih mahal.
4.Apa efek samping antibiotika?
Seperti obat umumnya, antibiotika juga punya efek samping masing-masing. Ada yang berefek buruk terhadap ginjal, hati, ada pula yang mengganggu keseimbangan tubuh. Dokter mengetahui apa efek samping suatu antibiotika, sehingga tidak diberikan pada sembarang pasien. Pasien dengan gangguan hati, misalnya, tidak boleh diberikan antibiotika yang efek sampingnya merusak hati, sekalipun ampuh membasmi kuman yang sedang pasien idap. Dokter perlu memilihkan antibiotika lain, mungkin kurang ampuh, namun tidak berefek pada hati.Namun, jika suatu antibiotika tidak ada penggantinya, antibiotika tetap dipakai, dengan catatan, bahaya efek samping pada seorang pasien memerlukan monitoring oleh dokter, jika dipakai untuk jangka waktu yang lama. Antibiotika untuk TBC, misalnya, yang diminum sedikitnya 6 bulan, perlu pemeriksaan fungsi hati secara berkala, agar jika sudah merusak hati, obat dipertimbangkan untuk diganti.
5.Apa bahaya terlalu sering menggunakan antibiotika?
Pemakaian antibiotika yang terlalu sering tidak dianjurkan. Di negara kita, orang bebas membeli antibiotika dan memakainya kapan dianggap perlu. Sedikit batuk pilek, langsung minum antibiotika. Baru mencret sekali, langsung antibiotika. Padahal belum tentu perlu. Kenapa? Belum tentu batuk pilek disebabkan oleh kuman. Awalnya oleh virus. Jika kondisi badan kuat, penyakit virus umumnya sembuh sendiri. Yang perlu dilakukan pada penyakit yang disebabkan oleh virus adalah memperkuat daya tahan tubuh dengan cukup makan, istirahat, dan makanan bergizi. Pemberian antibiotika pada batuk pilek yang disebabkan oleh virus hanya merupakan penghamburan dan merugikan badan, sebab memikul efek samping antibiotika yang sebetulnya tak perlu terjadi.
Kasus batuk pilek virus yang sudah lama, yang biasanya sudah ditunggangi oleh kuman, baru membutuhkan antibiotika untuk membasmi kumannya, bukan untuk virus flunya. Tanda batuk pilek membutuhkan antibiotika adalah dengan melihat ingusnya. Yang tadinya encer bening sudah berubah menjadi kental berwarna kuning-hijau. Selama ingusnya masih encer bening, antibiotika tak diperlukan.
Minum antibiotika kelewat sering juga mengganggu keseimbangan flora usus. Kita tahu, dalam usus normal tumbuh kuman yang membantu pencernaan dan pembentukan vitamin K. Selain itu, di bagian-bagian tertentu tubuh kita juga hidup kuman-kuman jinak yang hidup berdampingan dengan damai dengan tubuh kita. Di kemaluan wanita, di kulit, di mulut, dan di mana-mana bagian tubuh ada kuman yang tidak mengganggu namun bermanfaat (simbiosis).
Terlalu sering minum antibiotika berarti membunuh seluruh kuman jinak yang bermanfaat bagi tubuh. Jika populasi kuman jinak yang bermanfat bagi tubuh terbasmi, keseimbangan mikroorganisme tubuh bisa terganggu, sehingga jamur yang tadinya takut oleh kuman-kuman yang ada di tubuh kita berkesempatan lebih mudah menyerang.
Itu maka, banyak orang yang setelah minum antibiotika yang kelewat lama, kemudian terserang penyakit jamur. Bisa jamur di kulit, usus, seriawan di mulut, atau di mana saja. Keputihan sebab jamur pada wanita, antara lain lantaran vagina kelewat bersih oleh antisepsis yang membunuh kuman bermanfaat di sekitar vagina (Doderlein).
6.Berapa lama seharusnya konsumsi antibiotika?
Lama pemakaian antibiotika bervariasi, tergantung jenis infeksi dan kuman penyebabnya. Paling sedikit 4-5 hari. Namun, jika infeksinya masih belum tuntas, antibiotika perlu dilanjutkan sampai keluhan dan gejalanya hilang. Pada tipus, perlu beberapa minggu. Demikian pula pada difteria, tetanus. Pling lama pada TBC yang memakan waktu berbulan-bulan. Termasuk pada kusta.Pada infeksi tertentu, setelah pemakaian antibiotika satu kir, perlu dilakukan pemeriksaan biakan kuman ulang untuk memastikan apakah kuman sudah terbasmi tuntas. Infeksi saluran kemih, misalnya, setelah selesai satu kir antibiotika dan keluhan gejalanya sudah tiada, biakan kuman dilakukan untuk melihat apa di ginjal masih tersisa kuman. Jika masih tersisa kuman dan antibiotikanya tidak dilanjutkan, penyakit infeksinya akan kambuh lagi.
Termasuk pada infeksi gigi. Sakit gigi biasanya disebabkan oleh adanya kuman yang memasuki gusi dan tulang rahang melalui gigi yang bolong atau keropos. Dalam keadaan demikian, gusi membengkak dan gigi nyeri. Antibiotika diberikan sampai keluhan nyeri gigi hilang. Jika antibiotika hanya diminum sehari-dua, kuman di dalam gusi belum mati semua, sehingga infeksi gusi dan sakit gigi akan kambuh lagi.
7.Kenapa antibiotika bisa tidak mempan?
Antibiotika tidak mempan karena dua hal. Yang paling sering, kuman penyebab penyakitnya sudah kebal terhadap antibiotika tersebut. Untuk itu perlu dicari antibiotika jenis lain yang lebih sensitif. Biasanya perlu dilakukan tes resistensi mencari jenis antibiotika yang tepat.
Yang kedua karena tidak dilakukan tes resistensi dulu dan langsung diberikan antibiotika secara acak, sehingga kemungkinan pilihan antibiotikanya tidak tepat untuk jenis kuman penyebab penyakitnya. Antibiotikanya memang tidak mempan terhadap kuman penyebabnya.
Kita mengenal ada kuman jenis gram-negatif. Untuk itu perlu antibiotika untuk jenis kuman itu. Jika diberikan antibiotika untuk jenis kuman gram-positif, tentu tidak akan mempan, sebab antibiotikanya salah sasaran. Atau bisa oleh karena infeksinya bukan disebabkan oleh kuman, melainkan oleh virus atau parasit. Jamur kulit tak mempan diberi salep atau krim antibiotika, misalnya.
8.Apa artinya antibiotika yang keras?
Artinya tidak perlu antibiotika dari generasi yang baru, kalau dengan antibiotika klasik (golongan penicillin) masih mempan. Namun, untuk infeksi ringan saja (flu), seringkali diberikan antibiotika generasi mutakhir. Selain jauh lebih mahal, tubuh pun memikul efek samping yang biasanya lebih berat. Semakin ampuh antibiotika, biasanya semakin keras pula efek sampingnya. Membunuh lalat tak perlu pakai panah, cukup ditepuk. Begitu pula untuk infeksi enteng. Kalau bisa, jangan lekas-lekas memakai antibiotika. Tubuh kita memiliki perangkat antibodi. Setiap bibit penyakit, apa pun jenisnya, yang masuk ke dalam tubuh, akan dibasmi oleh sistem kekebalan tubuh sendiri. Tubuh baru menyerah kalah jika bibit penyakitnya sangat ganas, jumlahnya banyak, dan dayatahan tubuh sedang lemah.
Tidak setiap kali dimasuki bibit penyakit, tubuh kita akan jatuh sakit. Jika kekebalan tubuh prima, bibit penyakit yang sudah memasuki tubuh akan gagal menginfeksi, dan kita batal jatuh sakit. Infeksi umumnya baru terjadi jika tubuh sedang lemah. Untuk itu, perlu bantuan zat anti yang dikirim dari luar. Kiriman zat anti dari luar itulah yang diperankan oleh antibiotika.
9.Kenapa orang bisa pingsan usai minum atau disuntik antibiotika?
Adakalanya, sehabis minum atau disuntik antibiotika bisa pingsan. Orang-orang tertentu yang berbakat alergi, umumnya tidak tahan terhadap antibiotika golongan penisilin, baik yang diminum maupun yang disuntikkan. Beberapa menit sampai beberapa jam sesudahnya muncul reaksi alergi. Rasa tebal dan gatal di bibir, pusing, mual, muntah, lalu pingsan. Jika ringan hanya gatal-gatal mirip biduran. Reaksi hebat bisa menimbulkan reaksi kulit melepuh, berbisul-bisul (Steven-Johnson syndrome).Bagi yang berbakat alergi, perlu dites dulu sebelum mendapat suntikan antibiotika golongan penisilin. Jika positif, jangan diberikan. Atau jika pernah ada riwayat gatal sehabis minum atau disuntik antibiotika, buatlah catatan, agar lain kali dapat mengingatkan dokter kalau tidak tahan antibitioka tersebut. Sekarang reaksi alergi terhadap antibiotika sudah jarang terjadi, sebab tersedia banyak pilihan antibiotika yang lebih unggul dari penisilin tanpa risiko alergi.
10. Apakah semua antibiotika hanya untuk diminum?
Tidak. Selain dalam bentuk obat minum (oral), ada juga dalam bentuk suntikan (parenteral), salep, krim, supositoria (dimasukkan ke liang dubur atau vagina); lotion, dan tetes. Infeksi kulit memakai salep atau krim antibiotika, infeksi mata merah memakai tetes atau salep mata, infeksi telinga tengah memakai tetes kuping antibiotika, keputihan kuman dipakai antibiotika berbentuk peluru yang dimasukkan ke dalam vagina (bagi yang sudah menikah, tidak buat yang masih gadis).Antibiotika streptomycine, garamycine, hanya dalam bentuk suntikan, tidak tersedia dalam bentuk tablet atau kapsul. Sebaliknya, kebanyakan antibiotika yang diminum belum tentu ada dalam bentuk suntikannya. Tapi, ada juga antibiotika baik dalam bentuk suntikan maupun yang diminum.
Membubuhi serbuk antibiotika pada lubang gigi yang sakit seperti kebiasaan sementara orang atau pada luka, tidak terlalu tepat. Efek penembusan antibiotika ke jaringan gusi yang terinfeksi tidak sebaik jika diminum, atau bisa menyerap optimal seperti antibiotika yang sudah dalam bentuk salep atau krim jika untuk dipakai pada kulit
. ***
(this was taken from an online newsletter)- click the provided link

Google Translate

Adventist News Network

ReliefWeb: Latest Vacancies (in UN--United Nations)