Kesalahan Umum Saat Membeli Asuransi
Kesalahan Umum Saat Membeli Asuransi
Perencana keuangan keluarga dari Pavilion Capital, Aidil Akbar Madjid, mencermati ada empat kesalahan umum yang biasa dilakukan sebagian orang dalam membeli asuransi.
Kesalahan pertama, membeli perlindungan asuransi untuk anak yang masih kecil. Jika sebuah keluarga kehilangan anak yang masih kecil, akan menyebabkan kehilangan secara emosional, bukan finansial.
Anda harus ingat bahwa anak yang masih kecil belum bekerja dan mendatangkan penghasilan atau belum memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, membeli polis asuransi jiwa untuk anak kecil tidak bijaksana.
Sebaliknya, orangtua yang memiliki anak seharusnya membeli polis asuransi. Ini merupakan langkah proteksi agar jika terjadi sesuatu yang buruk pada orangtua, si anak yang ditinggalkan tak telantar.
Kesalahan kedua, mencantumkan anak di bawah umur sebagai ahli waris. Anak di bawah umur tidak dapat menerima warisan, walinyalah yang dapat menerima warisan tersebut. Warisan itu pun baru bisa diberikan kepada anak kelak jika si anak berusia 21 tahun atau telah menikah.
Cantumkanlah wali dari anak Anda yang akan membantu merawat anak Anda selain pasangan apabila Anda meninggal dunia. Jika Anda tidak yakin juga akan wali tersebut, buatlah surat wasiat di hadapan notaris.
Ibu rumah tangga
Kesalahan ketiga, tidak membeli asuransi untuk orang yang tidak bekerja. Sebagian orang berpendapat, seseorang yang tidak bekerja tak perlu membeli asuransi karena tidak memiliki penghasilan atau tak memiliki nilai ekonomis.
Akan tetapi, seorang ibu rumah tangga perlu juga memiliki perlindungan. Ibu rumah tangga memiliki banyak tugas, seperti memasak, mengantar anak ke sekolah, dan membereskan rumah. Bandingkan jika tidak ada ibu rumah tangga dan keluarga Anda harus membayar pengasuh anak, sopir, pembantu, dan tukang kebun, berapa biaya yang harus dikeluarkan? Biaya inilah yang menjadi dasar perhitungan perlindungan yang harus dimiliki ibu rumah tangga.
Kesalahan keempat, pembelian asuransi jiwa oleh orang yang tidak memiliki tanggungan. Jika Anda berstatus lajang, sudah bekerja, tidak memiliki tanggungan seperti keponakan, orangtua, atau orang lain yang bergantung secara finansial kepada Anda, berarti Anda tidak memerlukan asuransi jiwa.
Apalagi, jika Anda memiliki tabungan atau investasi, justru tidak perlu asuransi jiwa sama sekali. Jika Anda meninggal, yang diperlukan adalah biaya pemakaman dan uang untuk membayar utang-utang.
Sebaliknya, untuk orang dengan kriteria tersebut, yang diperlukan adalah asuransi cacat dan penyakit kritis. Jika suatu saat Anda sakit atau cacat permanen dan tidak dapat bekerja lagi untuk memenuhi kebutuhan, Anda dapat manfaat dari asuransi cacat dan penyakit kritis itu.
"Sebuah survei menyebutkan, kemungkinan seseorang cacat tujuh kali lebih besar dibandingkan dengan meninggal," katanya. (JOE)
(article taken from www.kompas.com)
Minggu, 12 November 2006
No comments:
Post a Comment