Ada Kaitan Malaria dengan HIV/AIDS
[JAKARTA] - Para ilmuwan yang bertugas di Kenya menemukan kaitan antara malaria dan penyebaran virus penyebab sindrom menurunnya kekebalan tubuh (AIDS) di Afrika.
Hasil studi yang dimuat dalam jurnal Science itu menyebutkan, ketika orang dengan HIV/AIDS tertular malaria, virus penyakit itu di dalam tubuhnya menjadi lebih kuat sehingga kemungkinan penderita itu menularkan ke pasangannya menjadi lebih besar.
"Faktor biologi yang didorong oleh malaria itu menyebabkan penyebaran HIV melalui hubungan seksual kemungkinan menjadi semakin mudah," kata Laith Abu-Raddad, salah seorang peneliti di Kenya, dalam studi oleh Pusat Penelitian Kanker Fred Hutchinson dan Universitas Washington.
Terkait penemuan itu, ahli mikrobiologi virus dari Universitas Airlangga CA Nidom ketika dihubungi Pembaruan menjelaskan, dalam perjalanannya virus akan mengalami proses adaptasi. Bila ditemukan bahwa parasit malaria telah memberi ruang gerak bagi HIV untuk berkembang biak, ada dua hal yang bisa ditinjau. Pertama, perlakuan apa yang diberikan kepada virus ini sehingga bisa menjadi lebih berkembang ketika orang dengan HIV/AIDS (ODHA) terkena malaria. Kedua, perlakuan apa yang selama ini dilakukan untuk memberantas malaria, tetapi justru membuat virus itu bisa berkembang.
"Perlakuan apa pun harus memperhatikan penyakit yang lain. Tidak otomatis ODHA kalau kena malaria langsung parah," katanya.
Sejauh ini, ungkapnya, belum ada jawaban yang pasti tentang apakah nyamuk bisa bersifat sebagai transmiter untuk HIV, sementara data lain menyebutkan semakin banyak penularan HIV melalui jarum suntik.
Untuk mencegah penularan HIV yang semakin cepat, ada tiga hal yang bisa dilakukan. Pertama, perlakuan terhadap HIV agar perkembangan plasmodium teratasi. Kedua, pemberantasan malaria sehingga HIV tidak berkembang. Ketiga, berkaitan dengan faktor nyamuk yang dapat menjadi transmiter HIV.
Sementara itu, guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Samsuridjal Djauzi yang menekuni HIV/AIDS mengemukakan, penelitian menunjukkan bahwa penularan HIV/AIDS masih disebabkan oleh hubungan seksual dan penggunaan jarum suntik secara bergantian. Sedangkan penyebab kematian ODHA di setiap negara sangat dipengaruhi oleh jenis penyakit yang diderita negara tersebut.
Di Indonesia, tuturnya, penderita HIV/AIDS justru diperparah oleh adanya kuman tuberkulosis (TB). "Di Indonesia angka kejadian TB termasuk tinggi, sehingga penyebab kematian pada penderita HIV/AIDS paling tinggi adalah TB. Bagi ODHA yang kekebalan tubuhnya menurun, kuman itu menjadi aktif kembali sehingga peningkatan TB di HIV menjadi meningkat sekali," paparnya.
Menurut dia, bila di suatu daerah terjadi endemik malaria, bisa saja menjadi penyebab kematian yang paling tinggi di kalangan ODHA. Malaria sendiri bisa diderita karena parasit malaria memang ada di dalam tubuh, atau ada juga yang terkena di saat kekebalan tubuhnya menurun.
Di Indonesia, setelah TB, infeksi paling banyak yang mengakibatkan kematian pada ODHA adalah jamur dan toksoplasma. [A-22]
this article was taken from Suara Pembaruan, 11 Dec 2006
No comments:
Post a Comment