Thursday, January 04, 2007

Mewaspadai Pertanda Awal Kanker Paru

Mewaspadai Pertanda Awal Kanker Paru
Kanker paru merupakan penyebab utama kematian dalam kelompok kanker, baik pria maupun wanita.
Bila Anda batuk, banyak dahak, batuk darah, sesak napas, dan nyeri dada, jangan didiamkan. Begitu pula bila suatu kali Anda merasa kelelahan, tidak napsu makan, dan turun berat badan, hati-hatilah. Ada apa di balik semua gejala itu? Bisa jadi, kanker paru telah menyerang tubuh Anda.

Memang, gejala kanker paru biasanya tidak khas. Namun, tanda-tanda semacam itu bisa menjadi petunjuk adanya serangan kanker paru. ''Gejala-gejalanya hampir sama dengan tuberkulosis. Karena itu, dokter yang memeriksa harus lebih teliti dan waspada,'' kata dr Anwar Jusuf SpP(K), spesialis paru dari Bagian Pulmonologi Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta.
Lebih jauh Anwar menjelaskan, kanker paru adalah pertumbuhan sel yang tidak normal (abnormal) dalam paru yang membelah dan tumbuh tak terkendali. Pertumbuhan sel yang abnormal ini dapat disebabkan oleh sejumlah sebab, antara lain paparan zat-zat karsinogenik di lingkungan, terutama asap rokok. Sel-sel yang tidak terkendali ini akhirnya menyebar dan tumbuh di organ luar paru. Kanker paru yang pertama tumbuh di paru disebut tumor paru primer, dan yang tumbuh di organ lain disebut metastasis.
Bagaimana proses perubahan sel tersebut sehingga menjadi sel abnormal? ''Itulah yang jadi masalah. Sulit ilmunya,'' tutur Anwar dalam lokakarya kanker paru sebagai rangkaian program Deteksi Awal Kanker (DETAK) di Jakarta, belum lama ini. Menurutnya, belum diketahui secara pasti bagaimana proses perubahan sel normal menjadi sel ganas dan berkembang dengan cepat dalam tubuh seseorang.
Anwar mengungkapkan, penderita kanker paru paling banyak ditemukan pada usia produktif, cenderung meningkat pada usia lebih muda, dan perempuan. Mengutip data dari Rumah Sakit Persahabatan Jakarta pada 2004, Anwar mengatakan, total kasus keganasan rongga toraks tercatat 448. Dari jumlah itu, sebanyak 27,4 persen adalah perempuan, 16,5 persen di bawah usia 40 tahun, dan 33,7 persen berusia di atas 60 tahun. Dari jumlah penderita sebanyak itu, perokok menempati persentase tertinggi, yakni 63,7 persen.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, kanker paru merupakan penyebab kematian utama dalam kelompok kanker, baik pria maupun wanita. Setiap tahun, terdapat lebih dari 1,3 juta kasus kanker paru dan bronki baru di seluruh dunia yang menyebabkan kira-kira 1,1 juta kematian tiap tahun. Di Eropa, masih menurut WHO, diperkirakan terdapat 381.500 kasus kanker paru baru pada 2004 dengan perkiraan angka kematian 342.000 atau sekitar 936 kematian setiap hari.
Faktor risiko
Anda seorang perokok? Bila benar begitu, ada baiknya Anda mulai mempertimbangkan untuk mengakhiri kebiasaan ini. Sebab, seperti dikatakan Anwar, risiko kanker paru meningkat pada mereka yang berkaitan erat dengan rokok. Tak hanya perokok aktif, tapi juga perokok pasif (bukan perokok namun mengisap asap rokok dari orang lain yang merokok). Perempuan yang suaminya merokok memiliki risiko 2,79 kali lebih besar untuk terserang penyakit kanker paru dibanding perempuan yang suaminya bukan perokok. Apalagi jika sang suami mengisap rokok kretek, risikonya lebih tinggi lagi, menjadi 3,11 kali. Risiko kanker paru juga meningkat pada mereka yang terpajan bahan-bahan karsinogenik seperti asbes dan radon (bahan radioaktif yang bisa muncul di permukaan tanah lewat celah-celah ubin).
Jelas, faktor risiko terbesar berkembangnya kanker paru adalah merokok. Situs www.cancerhelp.org.uk pernah menyebutkan, tingkat risiko utama berkembangnya kanker dipengaruhi oleh lamanya seseorang merokok. Misalnya, jika si A merokok 20 batang setiap hari selama 40 tahun, maka ia memiliki risiko delapan kali lebih besar untuk menderita kanker paru dibandingkan B yang merokok 40 batang setiap hari selama 20 tahun. Bagaimana dengan perokok pasif? Situs itu meyebutkan, perokok pasif juga berisiko mengalami kanker paru. Dan risiko itu meningkat sebesar 25 persen jika pasangannya adalah perokok. Sementara mereka yang terpapar asap rokok di lingkungan kerja, risikonya meningkat sebesar 17 persen.
Deteksi dini
Bagaimanapun, deteksi dini terhadap penyakit ganas ini sangat diajurkan, terutama pada kelompok risiko tinggi. Tanpa deteksi dini, sel ganas yang mungkin ada di paru-paru bisa menyebar dan tumbuh di organ lain di luar paru. Pemeriksaan ketika kanker paru sudah dalam stadium lanjut, tentu akan membuat penyakit makin sulit diobati. Bahkan, sangat mungkin, akan berujung pada kematian.
Deteksi dini dapat dilakukan dengan pemeriksaan dahak dan pemeriksaan foto rontgen secara berkala setiap 4 - 6 bulan sekali. Menurut Anwar, kanker paru dapat disembuhkan jika terdeteksi lebih dini. Artinya, makin dini kanker paru ditemukan, makin besar peluang keberhasilan dari pengobatan yang diberikan. ''Karena itu, jangan takut memeriksakan diri,'' tuturnya.
Jauhi Rokok
Siapapun tentu tak mau terkena penyakit ganas, termasuk kanker paru. Padahal jika mau, tak sulit menjauhkan diri dari penyakit mematikan ini. Bagaimana caranya? Simak tips dari dokter Jusuf Anwar SpP(K) berikut ini:* Jangan merokok. * Bila Anda seorang perokok, segera hentikan kebiasaan ini. * Bagi Anda yang bukan perokok, hindari asap rokok dari orang lain yang merokok.
(bur)
(this article was taken from www.republika.co.id)

No comments:

Google Translate

Adventist News Network

ReliefWeb: Latest Vacancies (in UN--United Nations)