Wednesday, December 27, 2006

36 CHRISTIAN WAYS TO REDUCE STRESS

36 CHRISTIAN WAYS TO REDUCE STRESS

An Angel says, "Never borrow from the future. If you worry about what may happen tomorrow and it doesn't happen, you have worried in vain. Even if it does happen, you have to worry twice."
1. Pray
2. Go to bed on time.
3. Get up on time so you can start the day unrushed.
4. Say No to projects that won't fit into your time schedule or that will compromise your mental health.
5. Delegate tasks to capable others.
6. Simplify and uncluttered your life.
7. Less is more. (Although one is often not enough, two are often too many.)
8. Allow extra time to do things and to get to places.
9. Pace yourself. Spread out big changes and difficult projects over time; don't lump the hard things all together.
10. Take one day at a time.
11. Separate worries from concerns. If a situation is a concern, find out what God would have you do and let go of the anxiety. If you can't do anything about a s ituation, forget it.
12. Live within your budget; don't use credit cards for ordinary purchases.
13. Have backups; an extra car key in your wallet, an extra house key buried in the garden, extra stamps, etc.
14. K.M.S. (Keep Mouth Shut). This single piece of advice can prevent an enormous amount of trouble.
15. Do something for the Kid in You everyday.
16. Carry a Bible with you to read while waiting in line.
17. Get enough rest
18. Eat right.
19. Get organized so everything has its place.
20. Listen to a tape while driving that can help improve your quality of life.
21. Write down thoughts and inspirations.
22. Every day, find time to be alone.
23. Having problems? Talk to God on the spot. Try to nip small problems in the bud. Don't wait until it's time to go to bed to try and pray.
24. Make friends with Godly people.
25. Keep a folder of favorite scriptures on hand.
26. Remember that the shortest bridge between despair and hope is often a good "Thank you Jesus."
27. Laugh.
28. Laugh some more!
29. Take your work seriously, but not yourself at all.
30. Develop a forgiving attitude (most people are doing the best they can).
31. Be kind to unkind people (they probably need it the most).
32. Sit on your ego.
33. Talk less; listen more.
34. Slow down.
35. Remind yourself that you are not the general manager of the universe.
36. Every night before bed, think of one thing you're grateful for that you've never been grateful for before.
GOD HAS A WAY OF TURNING THINGS AROUND FOR YOU.
"If God is for us, who can be against us?" (Romans 8:31
)

Mother Theresa Prayer

Mother Theresa Prayer

REMEMBER to make a wish before you read the poem. That's all you have to do. There is nothing attached. This is a powerful novena. Just send this to four people and let me know what happens on the fourth day. Do not break this, please. Prayer is one of the best free gifts we receive. There is no cost but a lot of reward.
(Did you make a wish?)


If you don't make a wish, it won't come true.
Last Chance to Make a Wish.


May today there be peace within
May you trust your highest power that you are exactly where you are meant to be....
May you not forget the infinite possibilities that are born of faith
May you use those gifts that you have received, and pass on the love
that has been given to you....
May you be content knowing you are a child of God....
Let this presence settle into our bones, and allow your soul the freedom to sing, dance, praise and love
It is there for each and every one of you....

Amarah Itu Racun, Kendalikan Segera!

A tip of the day...


Amarah Itu Racun, Kendalikan Segera!

Ingat-ingat, saat anda mengalami hari yang buruk, entah macet, atau mobil terserempet pengendara motor yang ugal-ugalan, apa reaksi Anda? Marah tentu. Anda bakal menyalahkan orang lain atas kejadian itu? Bisa jadi.
Amarah itu wajar, asal jangan berlebihan. Sebab amarah di luar batas takaran beracun lho. Tekanan darah tinggi, menurunnya level gula dalam darah,sakit kepala, migren, sakit jiwa, bahkan kematian, merupakan efek samping yang lazim ditemukan dari amarah yang kronis. Bertahun-tahun hingga kini, sejumlah riset klinis telah melakukan percobaan dari ratusan orang sukarela untuk menjalani tes kemarahan, untuk menentukan pola antara kemarahan dengan isu kesehatan.
Hasil membuktikan indikasi definitive kemarahan dapat membunuh untuk jangka panjang. Diperkirakan orang yang biasa marah sepanjang hidupnya akan mati 10 tahun lebih muda keimbang seseorang yang dapat mengendalikan amarah dan stress. Nah, tertarik kan?
Amarah disebabkan oleh stress/tekanan dan pikiran negatif yang menurunkan kadar serotonin di otak, yang akan menyebabkan terjadinya:
- Meningkatnya perilaku agresif.
- Meningkatkan aktivitas system syraaf simpatik, seperti pernapasan, kecepatan denyut jantung.
- Menurunkan aktivitas system syaraf parasimpatik, seperti koordinasi, konsentrasi, dll.
- Meningkatkan efek menyenangkan dari merokok dan nikoton, yang akan meningkatkan perilaku buruk.
- Naiknya bobot tubuh dan kebiasaan makan.
- Meningkatnya konsumsi alkohol.
Langkah gampang yang dapat anda tempuh mengekang amarah adalah jangan membesar-besarkan masalah dan sebenarnya sebagian besar masalah itu hal kecil yang dibesar-besarkan.


Agar lebih mudah, berikut ini kami rangkumkan 10 langkah untuk menurunkan amarah:
1. Meditasi
Dengan meditasi, Anda fokus pada pernapasan dan tampak rileks. Cara ini ampuh menurunkan tekanan psikologis dan stress. Lakukan meditasi setiap hari, dan lihat manfaatnya untuk mengendalikan amarah yang siap memuncak.
2. Tegaslah pada diri-sendiri
Jika ketidakadilan terjadi pada Anda, tak diragukan lagi pasti amarah itu menggelegak. Namun tujuan utamanya adalah jangan sampai amarah itu bersifat merusak dan membuat Anda hilang kendali. Tetaplah fokus dan selektif.
Tak seperti meditasi, penegasan akan membuat Anda dapat menilai situasi. Asertif, yang merupakan kebalikan dari agresif, meminta adanya perubahan perilaku. Jika biasanya Anda meminta sesuatu dengan marah-marah, ubahlah permintaan dengan kata-kata santun dan menaruh rasa hormat. Cara ini lebih diplomatis.
3. Memelihara binatang
Hewan peliharaan tak menuntut banyak, kecuali makanan dan perhatian. Namun pada saat yang sama, dia akan memberikan tuan-nya sesuatu yang berharga. Jangan anggap binatang peliharaan tak punya perasaan, mereka itu lebih peka dan mampu 'memahami' kita dengan lebih baik. Mereka tak egois, mau menang sendiri, seperti manusia. Memelihara binatang merupakan tindakan bagus sebagai awal Anda memperhatikan lingkungan sekitar. Penelitian menunjukkan secara fisik dan emosi pemilik binatang peliharaan lebih baik ketimbang yang tidak.
4. Mendengarkan
Cobalah untuk menutup mulut, diam, mendengarkan. Terbukti aksi diam mampu meredam amarah yang memuncak saat berseteru dengan lawan bicara, misalnya.
Jika saatnya bicara, Anda akan berbicara dengan nada lebih bijak dan akan membuat orang lain belajar pada Anda
5. Tingkatkan empati
Dengan melihat situasi dari kacamata orang lain, Anda akan menemukan kecakapan baru--bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Orang akan lebih menghargai Anda.
6. Toleransi
Kata ini sangat efektif, menerima orang lain seperti apa adanya, bukan ingin menjadikan mereka sesuai kehendak Anda. Di waktu lain, saat Anda bicara, akan lebih didengarkan olah orang lain. Sebabnya tak lain sikap toleransi yang Anda miliki itu.
7. Memaafkan
Memaafkan, betapapun luka itu masih membekas dalam di hati dan jantung Anda.
Meski secara akal tampaknya hal yang menyakitkan itu tak mungkin dimaafkan, kenapa tak melepaskan amarah dengan memaafkan orang lain yang telah menyakiti hati? Yakinlah, ada semacam 'pelepasan' beban yang membuat hidup jauh lebih ringan untuk dijalani.
8. Miliki sahabat
Seorang sahabat orang kepercayaan dapat memberi dukungan, atau bahkan mengasuh anak-anak saat Anda harus pergi mendadak. Sahabat juga tempat untuk berbagi, bahkan untuk hal-hal yang tak dapat kita share ke pasangan. Dengan berbagi, amarah juga bisa diredakan. Ibaratnya sahabat itu 'tong sampah' yang siap menampung segala serapahan kita.
9. Seringlah tertawa
Amarah dan humor memang tak sama dalam satu waktu. Namun tak ada salahnya menertawakan diri-sendiri saat suasana sedang tak enak. Amarah yang siap membuncah bakalan mereda jika Anda bisa membanggap tragedi hanyalah banyolan belaka.
10. Lebih religius
Jika selama ini Anda tak aktif di persekutuan gereja atau misa, kenapa tak memulainya lagi? komunitas spiritual akan membantu diri kita mencapai prospek filosofi yang positif. Outlook positif ini pada akhirnya akan mengekang segala kesinisan, amarah dan juga agresi.

Mencegah Gula Darah Rendah

Mencegah Gula Darah Rendah

Minggu, 10 Desember 2006

Ibu saya sudah tujuh tahun ini menderita diabetes melitus. Beliau cukup patuh pada diet dan juga rajin minum obat penurun gula darah. Hanya saja, karena usia beliau yang sudah 67 tahun, maka kegiatan olahraga kurang berjalan.
Beliau lebih banyak di rumah dan berolahraga hanya dengan berjalan kaki mengelilingi halaman rumah yang cukup luas.
Selama menderita kencing manis, beliau pernah dua kali dirawat di rumah sakit. Perawatan pertama atas alasan infeksi paru (pneumonia) dan juga gula darah yang meningkat. Beliau dirawat sekitar 10 hari dan dapat aktif kembali setelah itu.
Perawatan kedua baru saja dua minggu lalu karena rasa lemas dan banyak keringat yang ternyata disebabkan penurunan gula darah berlebihan (hipoglikemia). Selama ini memang beliau rajin memeriksa gula darah, baik ke laboratorium, biasanya sebulan sekali, maupun menggunakan alat pengukur gula darah di rumah.
Beliau amat khawatir jika gula darahnya di atas yang dianjurkan dokter sehingga jika lebih tinggi, beliau biasanya mengurangi makan agar gula darah tersebut masuk ke kategori terkendali. Beliau minum obat penurun gula darah setiap pagi satu tablet.
Sewaktu perawatan kedua, dokter telah menjelaskan secara sepintas faktor penyebab gula darah rendah dan cara penanggulangannya. Namun, penjelasan tersebut disampaikan kepada adik saya yang kebetulan tidak serumah dengan ibu. Saya berusaha mendapat informasi dari adik saya cara mencegah penurunan gula darah agar ibu tak mengalami hipoglikemia berulang, tetapi penjelasan tersebut tidak lengkap sehingga saya mohon Dokter menginformasikan penyebab, bahaya, dan cara penanggulangan hipoglikemia.
Apakah ada brosur tertulis yang dapat menjadi pegangan bagi keluarga penderita diabetes melitus agar keadaan hipoglikemia dapat dicegah? Atas perhatian Dokter, saya ucapkan terima kasih.

J di B
Salah satu tujuan terapi diabetes melitus adalah mencapai gula darah yang terkendali. Jika gula darah terkendali baik, diharapkan komplikasi kronik diabetes melitus dapat dikurangi.
Kriteria pengendalian gula darah pada keadaan puasa adalah 80-120 mg/dl (baik), 120-140 mg/dl (sedang), dan jika >140 mg/dl termasuk kurang terkendali. Sementara gula darah pada keadaan dua jam setelah makan adalah 120-160 mg/dl (baik), 160-200 mg/dl (sedang), dan >200 mg/dl (kurang). Selain pengendalian gula darah, hendaknya juga dikendalikan berat badan, tekanan darah, dan kadar lemak.
Pemeriksaan gula darah memang dapat dilakukan juga di rumah, tetapi hendaknya cara memeriksa sendiri dengan alat glukometer perlu dipahami dengan baik. Sehabis membeli alat, tanyakan cara yang benar untuk menggunakannya. Hasil pemeriksaan ada baiknya secara berkala dibandingkan dengan hasil gula darah yang diperiksa di laboratorium.
Penyebab penurunan gula darah paling sering adalah obat penurun gula darah, baik berbentuk tablet (yang sering obat golongan sulfonilurea) maupun suntikan insulin. Penyebab lain, makan kurang dari yang dianjurkan, berat badan turun, dan olahraga berlebihan.
Obat penurun gula darah atau takaran suntikan insulin yang dianjurkan dokter telah disesuaikan dengan asupan kalori makanan dan kegiatan sehari-hari. Jika asupan makanan berkurang, sedangkan dosis obat penurun gula darah tetap, akan timbul risiko hipoglikemia.
Gejala hipoglikemia dapat timbul ringan sampai berat. Gejala yang ringan berupa mual, lemah, lesu, dan keringat dingin. Gejala berat dapat berupa penurunan kesadaran. Obat penurun gula darah dapat memberi tanda hipoglikemia lebih berat dan dapat lebih dipastikan serangan hipoglikemianya.
Jika gejala-gejala tadi timbul, harus juga segera diperiksa gula darah penderita. Tanda hipoglikemia biasanya muncul bila gula darah <50 mg/dl, meski adakalanya gejala hipoglikemia sudah timbul meski gula darah di atas 50 mg/dl.
Pengobatan hipoglikemia jika pasien masih sadar adalah dengan pemberian gula murni dua sendok makan (30 g) atau sirop, permen, dan makanan yang mengandung karbohidrat. Sementara pada keadaan lebih berat (kesadaran menurun) penderita harus segera ditolong di rumah sakit agar dapat diberikan larutan glukosa 40% melalui pembuluh darah vena dan dilanjutkan dengan infus glukosa 10%. Keterlambatan dalam memberikan pertolongan akan berakibat gangguan fungsi otak.
Jadi, jika ada gejala hipoglikemia, segera bawa pasien ke rumah sakit terdekat. Sudah tentu yang penting adalah mencegah terjadinya hipoglikemia.
Kehidupan penderita yang teratur, baik dalam pola makan, minum obat, maupun olahraga, amat membantu. Selain itu, perlu dipahami cara minum obat atau menyuntik insulin yang benar. Sekarang banyak tersedia informasi dalam bentuk buku petunjuk penatalaksanaan diabetes melitus.
Salah satu buku yang mudah dicerna adalah buku Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu yang diterbitkan Pusat Diabetes dan Lipid RS Cipto Mangunkusumo (021-3907703). Nah, mudah-mudahan informasi ini bermanfaat bagi Anda sekeluarga.
(this article was taken from a health forum in an online newsletter)-- just click the provided link here!

10 Hal Tentang Antibiotika

10 Hal Tentang Antibiotika

Antibiotika tentu bukan sesuatu yang asing. Namun, bagaimana antibiotika selayaknya digunakan, tak semua orang tahu.
1. Apa sebetulnya manfaat antibiotika?
Antibiotika adalah senyawa kimia yang dibuat untuk melawan bibit penyakit, khususnya kuman. Ada beragam jenis kuman, ada kuman yang besar, ada yang kecil, dengan sifat yang beragam pula.
Kuman cenderung bersarang di organ tertentu di tubuh yang ditumpanginya. Ada yang suka di otak, di paru-paru, di usus, saraf, ginjal, lambung, kulit, atau tenggorok, dan lainnya. Di organ-organ tempat bersarangnya itu, kuman tertentu menimbulkan infeksi. Kuman tipus menimbulkan penyakit tipus di usus, kuman TBC di paru-paru, selain bisa juga di tulang, ginjal, otak, dan kulit. Kuman lepra di saraf dan kulit, kuman difteria di tenggorokan, tetanus di saraf, dan banyak lagi.
Awalnya, ditemukan jenis antibiotika penisilin, lalu sulfa, yang digunakan untuk mengobati semua penyakit infeksi. Sekarang, sudah berpuluh-puluh jenis antibiotika ditemukan, baik dari rumpun yang sama, maupun dari jenis yang lebih baru. Setiap antibiotika memiliki kemampuannya sendiri dalam melawan kuman. Itu sebab, setiap rumpun kuman memiliki penangkalnya masing-masing yang spesifik. Namun, kebanyakan antibiotika bersifat serba mempan atau broadspectrum. Artinya, semua kuman dapat dibasminya.
Selain itu, ada pula jenis antibiotika yang sempit pemakaiannya, spesifik hanya untuk kuman-kuman tertentu saja. Misalnya, antibiotika untuk kuman TBC (mycobacterium tuberculosis), untuk lepra atau kusta (mycobaterium leprae), atau untuk tipus (salmonella tyhphi).
2.Kapan antibiotika digunakan?
Antibiotika digunakan jika ada infeksi oleh kuman. Infeksi terjadi jika kuman memasuki tubuh. Kuman memasuki tubuh melalui pintu masuknya sendiri-sendiri. Ada yang lewat mulut bersama makanan dan minuman, lewat udara napas memasuki paru-paru, lewat luka renik di kulit, melalui hubungan kelamin, atau masuk melalui aliran darah, lalu kuman menuju organ yang disukainya untuk bersarang.
Gejala umum tubuh terinfeksi biasanya disertai suhu badan meninggi, demam, nyeri kepala, dan nyeri. Infeksi di kulit menimbulkan reaksi merah meradang, bengkak, panas, dan nyeri. Contohnya bisul. Di usus, bergejala mulas, mencret. Di saluran napas, batuk, nyeri tenggorok, atau sesak napas. Di otak, nyeri kepala. Di ginjal, banyak berkemih, kencing merah atau seperti susu.
Namun, gejala suhu tubuh meninggi, demam, nyeri kepala, dan nyeri, bisa juga bukan disebabkan oleh kuman, melainkan infeksi oleh virus atau parasit. Dari keluhan, gejala dan tanda, dokter dapat mengenali apakah infeksi disebabkan oleh kuman, virus, atau parasit.
Penyakit yang disebabkan bukan oleh kuman tidak mempan diobati dengan antibiotika. Untuk virus diberi antivirus, dan untuk parasit diberi antinya, seperti antimalaria, antijamur, dan anticacing. Jika infeksi oleh jenis kuman yang spesifik, biasanya dokter langsung memberikan antibiotika yang sesuai dengan kuman penyebabnya. Misal bisul di kulit, tetanus, difteria, tipus, atau infeksi mata merah.
Untuk infeksi yang meragukan, diperlukan pemeriksaan khusus untuk memastikan jenis kuman penyebabnya. Caranya dengan melakukan pembiakan (kultur) kuman. Bahan biakannya diambil dari darah atau air liur, dahak, urine, tinja, cairan otak, nanah kemaluan, atau kerokan kulit.
Dengan biakan kuman, selain menemukan jenis kumannya, dapat langsung diperiksa pula jenis antibiotika yang cocok untuk menumpasnya (tes resistensi). Dengan demikian, pengobatan infeksinya lebih tepat. Jika tidak dilakukan tes resistensi, bisa jadi antibiotika yang dianggap mampu sudah tidak mempan, sebab kumannya sudah kebal terhadap jenis antibiotika yang dianggap ampuh tersebut.
3.Kenapa semakin banyak kuman yang kebal antibiotika?
Pemakaian antibiotika di negara-negara sedang berkembang sering tidak terkontrol dan cenderung serampangan. Antibiotika yang bisa dibeli bebas, ketidaktahuan pemakaian, dan tidak dipakai sampai tuntas, menimbulkan generasi kuman yang menjadi kebal (resisten) terhadap antibiotika yang digunakan secara tidak tepat dan serampangan itu. Pemakaian antibiotika yang tidak dihabiskan, atau menebusnya setengah resep, misalnya.
Semakin sering dan banyak disalahgunakan suatu antibiotika, semakin cepat menimbulkan kekebalan kuman yang biasa ditumpasnya. Pemakaian antibiotika golongan erythromycine yang paling banyak dan luas dipakai di dasawarsa 80-an, semakin banyak melahirkan generasi kuman yang kebal terhadapnya. Lalu, dibuat generasi baru dari rumpun yang sama. Setiap beberapa tahun, lahir jenis generasi antibiotika baru untuk membasmi jenis kuman yang sudah kebal. Tentu, dengan harga yang lebih mahal.
4.Apa efek samping antibiotika?
Seperti obat umumnya, antibiotika juga punya efek samping masing-masing. Ada yang berefek buruk terhadap ginjal, hati, ada pula yang mengganggu keseimbangan tubuh. Dokter mengetahui apa efek samping suatu antibiotika, sehingga tidak diberikan pada sembarang pasien. Pasien dengan gangguan hati, misalnya, tidak boleh diberikan antibiotika yang efek sampingnya merusak hati, sekalipun ampuh membasmi kuman yang sedang pasien idap. Dokter perlu memilihkan antibiotika lain, mungkin kurang ampuh, namun tidak berefek pada hati.Namun, jika suatu antibiotika tidak ada penggantinya, antibiotika tetap dipakai, dengan catatan, bahaya efek samping pada seorang pasien memerlukan monitoring oleh dokter, jika dipakai untuk jangka waktu yang lama. Antibiotika untuk TBC, misalnya, yang diminum sedikitnya 6 bulan, perlu pemeriksaan fungsi hati secara berkala, agar jika sudah merusak hati, obat dipertimbangkan untuk diganti.
5.Apa bahaya terlalu sering menggunakan antibiotika?
Pemakaian antibiotika yang terlalu sering tidak dianjurkan. Di negara kita, orang bebas membeli antibiotika dan memakainya kapan dianggap perlu. Sedikit batuk pilek, langsung minum antibiotika. Baru mencret sekali, langsung antibiotika. Padahal belum tentu perlu. Kenapa? Belum tentu batuk pilek disebabkan oleh kuman. Awalnya oleh virus. Jika kondisi badan kuat, penyakit virus umumnya sembuh sendiri. Yang perlu dilakukan pada penyakit yang disebabkan oleh virus adalah memperkuat daya tahan tubuh dengan cukup makan, istirahat, dan makanan bergizi. Pemberian antibiotika pada batuk pilek yang disebabkan oleh virus hanya merupakan penghamburan dan merugikan badan, sebab memikul efek samping antibiotika yang sebetulnya tak perlu terjadi.
Kasus batuk pilek virus yang sudah lama, yang biasanya sudah ditunggangi oleh kuman, baru membutuhkan antibiotika untuk membasmi kumannya, bukan untuk virus flunya. Tanda batuk pilek membutuhkan antibiotika adalah dengan melihat ingusnya. Yang tadinya encer bening sudah berubah menjadi kental berwarna kuning-hijau. Selama ingusnya masih encer bening, antibiotika tak diperlukan.
Minum antibiotika kelewat sering juga mengganggu keseimbangan flora usus. Kita tahu, dalam usus normal tumbuh kuman yang membantu pencernaan dan pembentukan vitamin K. Selain itu, di bagian-bagian tertentu tubuh kita juga hidup kuman-kuman jinak yang hidup berdampingan dengan damai dengan tubuh kita. Di kemaluan wanita, di kulit, di mulut, dan di mana-mana bagian tubuh ada kuman yang tidak mengganggu namun bermanfaat (simbiosis).
Terlalu sering minum antibiotika berarti membunuh seluruh kuman jinak yang bermanfaat bagi tubuh. Jika populasi kuman jinak yang bermanfat bagi tubuh terbasmi, keseimbangan mikroorganisme tubuh bisa terganggu, sehingga jamur yang tadinya takut oleh kuman-kuman yang ada di tubuh kita berkesempatan lebih mudah menyerang.
Itu maka, banyak orang yang setelah minum antibiotika yang kelewat lama, kemudian terserang penyakit jamur. Bisa jamur di kulit, usus, seriawan di mulut, atau di mana saja. Keputihan sebab jamur pada wanita, antara lain lantaran vagina kelewat bersih oleh antisepsis yang membunuh kuman bermanfaat di sekitar vagina (Doderlein).
6.Berapa lama seharusnya konsumsi antibiotika?
Lama pemakaian antibiotika bervariasi, tergantung jenis infeksi dan kuman penyebabnya. Paling sedikit 4-5 hari. Namun, jika infeksinya masih belum tuntas, antibiotika perlu dilanjutkan sampai keluhan dan gejalanya hilang. Pada tipus, perlu beberapa minggu. Demikian pula pada difteria, tetanus. Pling lama pada TBC yang memakan waktu berbulan-bulan. Termasuk pada kusta.Pada infeksi tertentu, setelah pemakaian antibiotika satu kir, perlu dilakukan pemeriksaan biakan kuman ulang untuk memastikan apakah kuman sudah terbasmi tuntas. Infeksi saluran kemih, misalnya, setelah selesai satu kir antibiotika dan keluhan gejalanya sudah tiada, biakan kuman dilakukan untuk melihat apa di ginjal masih tersisa kuman. Jika masih tersisa kuman dan antibiotikanya tidak dilanjutkan, penyakit infeksinya akan kambuh lagi.
Termasuk pada infeksi gigi. Sakit gigi biasanya disebabkan oleh adanya kuman yang memasuki gusi dan tulang rahang melalui gigi yang bolong atau keropos. Dalam keadaan demikian, gusi membengkak dan gigi nyeri. Antibiotika diberikan sampai keluhan nyeri gigi hilang. Jika antibiotika hanya diminum sehari-dua, kuman di dalam gusi belum mati semua, sehingga infeksi gusi dan sakit gigi akan kambuh lagi.
7.Kenapa antibiotika bisa tidak mempan?
Antibiotika tidak mempan karena dua hal. Yang paling sering, kuman penyebab penyakitnya sudah kebal terhadap antibiotika tersebut. Untuk itu perlu dicari antibiotika jenis lain yang lebih sensitif. Biasanya perlu dilakukan tes resistensi mencari jenis antibiotika yang tepat.
Yang kedua karena tidak dilakukan tes resistensi dulu dan langsung diberikan antibiotika secara acak, sehingga kemungkinan pilihan antibiotikanya tidak tepat untuk jenis kuman penyebab penyakitnya. Antibiotikanya memang tidak mempan terhadap kuman penyebabnya.
Kita mengenal ada kuman jenis gram-negatif. Untuk itu perlu antibiotika untuk jenis kuman itu. Jika diberikan antibiotika untuk jenis kuman gram-positif, tentu tidak akan mempan, sebab antibiotikanya salah sasaran. Atau bisa oleh karena infeksinya bukan disebabkan oleh kuman, melainkan oleh virus atau parasit. Jamur kulit tak mempan diberi salep atau krim antibiotika, misalnya.
8.Apa artinya antibiotika yang keras?
Artinya tidak perlu antibiotika dari generasi yang baru, kalau dengan antibiotika klasik (golongan penicillin) masih mempan. Namun, untuk infeksi ringan saja (flu), seringkali diberikan antibiotika generasi mutakhir. Selain jauh lebih mahal, tubuh pun memikul efek samping yang biasanya lebih berat. Semakin ampuh antibiotika, biasanya semakin keras pula efek sampingnya. Membunuh lalat tak perlu pakai panah, cukup ditepuk. Begitu pula untuk infeksi enteng. Kalau bisa, jangan lekas-lekas memakai antibiotika. Tubuh kita memiliki perangkat antibodi. Setiap bibit penyakit, apa pun jenisnya, yang masuk ke dalam tubuh, akan dibasmi oleh sistem kekebalan tubuh sendiri. Tubuh baru menyerah kalah jika bibit penyakitnya sangat ganas, jumlahnya banyak, dan dayatahan tubuh sedang lemah.
Tidak setiap kali dimasuki bibit penyakit, tubuh kita akan jatuh sakit. Jika kekebalan tubuh prima, bibit penyakit yang sudah memasuki tubuh akan gagal menginfeksi, dan kita batal jatuh sakit. Infeksi umumnya baru terjadi jika tubuh sedang lemah. Untuk itu, perlu bantuan zat anti yang dikirim dari luar. Kiriman zat anti dari luar itulah yang diperankan oleh antibiotika.
9.Kenapa orang bisa pingsan usai minum atau disuntik antibiotika?
Adakalanya, sehabis minum atau disuntik antibiotika bisa pingsan. Orang-orang tertentu yang berbakat alergi, umumnya tidak tahan terhadap antibiotika golongan penisilin, baik yang diminum maupun yang disuntikkan. Beberapa menit sampai beberapa jam sesudahnya muncul reaksi alergi. Rasa tebal dan gatal di bibir, pusing, mual, muntah, lalu pingsan. Jika ringan hanya gatal-gatal mirip biduran. Reaksi hebat bisa menimbulkan reaksi kulit melepuh, berbisul-bisul (Steven-Johnson syndrome).Bagi yang berbakat alergi, perlu dites dulu sebelum mendapat suntikan antibiotika golongan penisilin. Jika positif, jangan diberikan. Atau jika pernah ada riwayat gatal sehabis minum atau disuntik antibiotika, buatlah catatan, agar lain kali dapat mengingatkan dokter kalau tidak tahan antibitioka tersebut. Sekarang reaksi alergi terhadap antibiotika sudah jarang terjadi, sebab tersedia banyak pilihan antibiotika yang lebih unggul dari penisilin tanpa risiko alergi.
10. Apakah semua antibiotika hanya untuk diminum?
Tidak. Selain dalam bentuk obat minum (oral), ada juga dalam bentuk suntikan (parenteral), salep, krim, supositoria (dimasukkan ke liang dubur atau vagina); lotion, dan tetes. Infeksi kulit memakai salep atau krim antibiotika, infeksi mata merah memakai tetes atau salep mata, infeksi telinga tengah memakai tetes kuping antibiotika, keputihan kuman dipakai antibiotika berbentuk peluru yang dimasukkan ke dalam vagina (bagi yang sudah menikah, tidak buat yang masih gadis).Antibiotika streptomycine, garamycine, hanya dalam bentuk suntikan, tidak tersedia dalam bentuk tablet atau kapsul. Sebaliknya, kebanyakan antibiotika yang diminum belum tentu ada dalam bentuk suntikannya. Tapi, ada juga antibiotika baik dalam bentuk suntikan maupun yang diminum.
Membubuhi serbuk antibiotika pada lubang gigi yang sakit seperti kebiasaan sementara orang atau pada luka, tidak terlalu tepat. Efek penembusan antibiotika ke jaringan gusi yang terinfeksi tidak sebaik jika diminum, atau bisa menyerap optimal seperti antibiotika yang sudah dalam bentuk salep atau krim jika untuk dipakai pada kulit
. ***
(this was taken from an online newsletter)- click the provided link

Tuesday, December 19, 2006

Tuhan Sembilan Senti (Puisi Tentang Rokok)

Tuhan Sembilan Senti
Oleh: Taufiq Ismail

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,

Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,
hansip-bintara- perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na'im sangat ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara
merokok,

Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok,
sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,

Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok,
tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,

Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok,

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok,

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling
menularkan HIV-AIDS sesamanya,
tapi kita tidak ketularan penyakitnya.

Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di
kantor atau di stopan bus,
kita ketularan penyakitnya.

Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS,

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia,
dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu,
Bisa ketularan kena,

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok,
Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil,
pertandingan bulutangkis,
turnamen sepakbola mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,

Di kamar kecil 12 meter kubik,
sambil 'ek-'ek orang goblok merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh,
dengan cueknya,
pakai dasi,
orang-orang goblok merokok,
Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na'im sangat ramah bagi orang
perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru,
diam-diam menguasai kita,

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh,
duduk sejumlah ulama terhormat merujuk kitab kuning dan mempersiapkan
sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak,
tapi ahli hisap rokok.

Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala
kecil,
sembilan senti panjangnya,
putih warnanya,
ke mana-mana dibawa dengan setia,
satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang,
tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan,
cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang
sedikit golongan ashabus syimaal?

Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu'ut tadkhiin, ya ustadz.
Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii'atun bi mukayyafi al hawwa'i.
Kalau tak tahan,
Di luar itu sajalah merokok.

Laa taqtuluu anfusakum.
Min fadhlik, ya ustadz.
25 penyakit ada dalam khamr.
Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi).
Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok.
Patutnya rokok diapakan?

Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz.
Wa yuharrimu 'alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang,
karena pada zaman Rasulullah dahulu,
sudah ada alkohol,
sudah ada babi,
tapi belum ada rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,
Lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan,
jangan,

Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi
itu, yaitu ujung rokok mereka.
Kini mereka berfikir.
Biarkan mereka berfikir.

Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap,
dan ada yang mulai terbatuk-batuk,

Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini,
sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok.
Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas,
lebih gawat ketimbang bencana banjir,
gempa bumi dan longsor,
cuma setingkat di bawah korban narkoba,

Pada saat sajak ini dibacakan,
berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya,
bersembunyi di dalam kantong baju dan celana,
dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,
diiklankan dengan indah dan cerdasnya



.

__,_._,___

Monday, December 11, 2006

Hati-hati Pencet Jerawat! Berisiko "Face Off"

Hati-hati Pencet Jerawat! Berisiko "Face Off"

Apabila Anda mempunyai kebiasaan memencet jerawat di wajah, berhati-hatilah sebab kebiasaan itu bisa mendatangkan akibat fatal. Salah satu contohnya, warga Desa Kima Bajo, Kecamatan Wori, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Nursiah Lamusa (46) harus menanggung akibat kebiasaannya memencet jerawat.

Ibu empat anak itu terkena tumor ganas Basalioma di wajahnya yang mengakibatkan hampir 98 persen wajah hancur total. Kehadiran sel kanker bermula pada 15 tahun silam saat Lamusa kerap memencet jerawat di wajahnya menggunakan peniti hingga menyebabkan luka bernanah dan berlanjut pada infeksi. Dari luka itulah tumbuh sel-sel kanker ganas yang terus menyebar ke seluruh permukaan wajah.

Salah satu anaknya, Arif (25), mengatakan, luka-luka di wajah ibunya itu semakin lama semakin berkembang hingga menghancurkan seluruh mukanya. "Wajahnya hancur hampir tidak ada yang tersisa. Kini tinggal rahang bawahnya saja yang membuat saya bisa mengenali ia ibu saya," kata Arif.

Ia mengatakan, kedua mata, hidung, rahang atas, dan hampir semua wajah Lamusa hancur total. Lamusa yang juga istri nelayan tradisional itu sempat memeriksakan luka di seluruh wajahnya di Puskesmas Wori. Dari sana, Lamusa kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Kandau di Sulawesi Utara, tetapi pengobatan medis itu sempat terhenti karena keterbatasan biaya.

Menurut sang anak, Arif, biaya pengobatan ibunya di RS Kandau telah mencapai Rp40 juta tapi tidak juga menemukan kesembuhan. "Kami juga telah mencoba pengobatan tradisional khas Minahasa, yaitu Makatana. Tapi tidak juga sembuh sampai sekarang," katanya.

Bahkan akibat tidak kuasa menahan penderitaan baik secara mental maupun fisik, Lamusa pernah berkali-kali mencoba untuk bunuh diri. "Dia sering sekali mengeluh sakit kepala yang teramat sangat dan kami tidak bisa berbuat apa-apa," kata Arif.
Topeng Wajah
Direktur MHCR PKPU (Pos Keadilan Peduli Umat) yang selama tiga bulan mendampingi Nursiah Lamusa, dr Amir Zuhdi, mengatakan, untuk meringankan beban sakit pasien Lamusa baik dari sisi fisik maupun mental dapat dilakukan operasi "face off". "Untuk operasi tersebut dibutuhkan biaya hingga Rp600 juta lebih dan hanya dapat dilakukan oleh dokter yang benar-benar ahli," katanya.
Menurut dia, tumor ganas Basalioma yang diderita Lamusa disebabkan faktor mekanis yang merangsang pertumbuhan sel-sel kanker. "Ada beberapa macam sebab berkembangnya sel kanker, dalam kasus ini, kanker terjadi karena rangsangan mekanik," kata Amir.
Sejak tiga bulan lalu, Lembaga Kemanusiaan PKPU (Pos Keadilan Peduli Umat), mendampingi Lamusa dalam pengobatan. Rencananya, pada awal Desember 2006, Lamusa akan dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Tim bedah plastik RSCM akan melakukan operasi wajah (face off) pada Lamusa. "Target kami adalah untuk meringankan penderitaan pasien Lamusa," kata Amir.
Pasien operasi wajah itu rencananya akan melakukan kemoterapi dan radioterapi di RSCM sebelum memungkinkan dilakukan "face off". Amir mengatakan, rencananya selama 1,5--2 bulan ke depan, pasien akan menjalani terapi untuk mematikan sel-sel basal dengan kemoterapi dan fisioterapi. "Sebab ’face off’ hanya mungkin dilakukan bila sel-sel basal penyebab kanker itu mati," katanya.
Selain itu, perlu ada upaya pengembalian dan pemulihan pemenuhan gizi serta upaya psikoterapi. Amir mengatakan, kondisi Lamusa sangat berbeda dengan pasien rekonstruksi wajah total (face off) di RSUD Dr Soetomo, Surabaya, Siti Nurjazilah alias Lisa (22).
Kondisi Lisa masih jauh lebih baik karena tulang hidung masih terbentuk dan kedua mata masih bisa berfungsi dengan baik. "Kalau pada Lamusa, dokter harus benar-benar menjaga agar sel kanker tidak sampai memecahkan sinus frontalis dan menyebar ke otak yang bisa berakibat fatal. Ini perlu kerja ekstra," katanya.
Jadi, berhati-hatilah sebab dari setitik jerawat di wajah bisa berakibat operasi rekonstruksi wajah total yang menyakitkan baik secara fisik maupun mental.

Sumber: Antara

Rokok Perparah Nyeri Sendi

Rokok Perparah Nyeri Sendi

Merokok bisa menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin itu sudah terbukti bahkan menjadi label wajib di setiap bungkus rokok. Kalau menyebabkan nyeri sendi? Kedengarannya aneh.

Begitulah adanya temuan baru mengenai bahaya rokok bagi kesehatan. Selama tubuh tidak terserang osteoathritis, mungkin dampaknya tidak terasa. Tapi, pria yang menderita bengkak sendi ini akan merasa ja
uh lebih nyeri jika ia perokok. Tingkat kerusakan tulang rawan di persendian pada perokok juga lebih tinggi.
Penelitian ini melibatkan 159 pria yang menderita osteoathritis. Masing-masing dilihat tingkat kerusakan tulang rawan di persendiannya dan diminta mengungkapkan seberapa berat nyeri yang dirasakannya. Dengan nilai tertinggi 100 untuk rasa paling nyeri, penderita yang merokok rata-rata memberikan nilai 60 sedangkan yang tidak hanya 45.

"Ini temuan yang aneh," kata Dr. Shreyasee Amin, seorang pakar rematik di Mayo Clinic. Amin adalah peneliti utama yang melaporkan hasil penelitian tersebut dalam Annals of the Rheumatic Disease edisi online terbaru.
Ia mengaku tidak tahu bagaimana hubungan sebab akibat rokok dengan serangan osteoathritis. Namun, ia mengungkapkan beberapa kemungkinan. Di antaranya, rokok mungkin merusak sel dan mencegah perkembangbiakannya. Rokok mungkin meningkatkan tekanan oksidasi yang mempercepat rusaknya tulang rawan atau meningkatkan kandungan karbon monoksida dalam darah yang menyebabkan jaringan tidak mendapat pasokan oksigen cukup.

Para peneliti yakin apapun kaitannya sebab selama ini rokok memang menimbulkan risiko kesehatan yang sangat luas. Dampak ini perlu diperhatikan dengan seksama mengingat osteoathritis merupakan salah satu penyakit utama yang banyak menyerang orang yang berusia lanjut.

Sumber: LiveScience.com
Penulis: Wah

Sunday, December 10, 2006

Indonesia Perlu Terapkan Standar Kompetensi Perawat--Health News

Indonesia Perlu Terapkan Standar Kompetensi Perawat--Health News Fri, 08 Dec 2006 11:00:00 WIB

Indonesia perlu membangun sumber daya manusia (SDM) keperawatan yang mengikuti standar internasional atau setidaknya memiliki standar kompetensi yang setara dengan negara-negara anggota APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation).
"Hal ini akan memudahkan pengakuan formal para perawat Indonesia yang akan bekerja di negara lain," ujar Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Erman Suparno dalam acara Workshop Skills Standardization for Nursing Profession`di Jakarta, Rabu.
Menurut Erman, tenaga keperawatan di Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 600 ribu orang dan setiap tahun diluluskan 24.900 perawat dari 415 institusi pendidikan keperawatan baik dari jenjang Diploma Tiga (DIII) maupun Strata Satu (S1).
Sedangkan daya serap tenaga keperawatan di dalam negeri baik dari pemerintah maupun sektor swasta, diperkirakan berkisar antara tujuh ribu sampai delapan ribu orang setiap tahunnya. Sementara 16 ribu sampai 18 ribu tenaga perawat lainnya, membuka praktik mandiri atau mencari kerja di luar sektor keperawatan dan mencari kerja di luar negeri.
"Kondisi demikian berbeda halnya dengan yang terjadi di negara-negara industri maju di dunia, mereka mengalami kekurangan tenaga perawat karena kebanyakan pekerjaan sebagai perawat yang memerlukan kesabaran, ketelitian dan ketekunan, sudah tidak banyak diminati para generasi mudanya," katanya.
Meski demikian, Erman mengatakan tidaklah mudah bagi tenaga keperawatan Indonesia untuk bekerja di negara-negara maju itu karena memerlukan kompetensi dan mekanisme/prosedur tertentu untuk mendapatkan registered nurse.
Di kawasan APEC sendiri, jelas dia, terdapat perbedaan standar kompetensi dan mekanisme untuk mendapatkan registered nurse. Kondisi itu menyebabkan dilema adanya beberapa negara yang kekurangan tenaga perawat dan disisi lainnya ada negara yang kelebihan tenaga perawat.
"Alangkah baiknya kalau kondisi ini dapat diharmonisasikan dengan saling memahami termasuk mengenai standar kompetensi di masing-masing negara, yang pada akhirnya dapat saling mengisi baik dalam bentuk penguatan Mutual Recognition Agreement (MRA), penetapan standar bersama ataupun penempatan untuk bekerja," paparnya. (iis)

Sumber: PdPersi

Thursday, December 07, 2006

Vacancy for Nurse at International Medical Corps

Nurse

ESSENTIAL JOB DUTIES/SCOPE OF WORK:
1) Will supervise the nursing assistants and follow up performance of tasks of all national staff working within the PHC facilities
2) Assist the medical coordinator in the setting up and running the maternal and child health routine activities
3) Regularly update medical coordinator and programme manager on drugs / medical supplies and ensure that medical orders are timely done
4) Monitor drug and medical supply stocks through monthly consumption and inventories, noting drugs and material expiring dates and submit the same to the medical coordinator in time
5) In collaboration with the medical coordinator will arrange for regular trainings and clinic staff meetings as required
6) Supervise the running of the pharmacy and ensure rational use of drugs as per the guidelines and laid down by the medical coordinator and programme manager
7) Organise the work shift schedule for staff working in both the in patient and outpatient facilities
8) Ensure proper follow up of patients within the PHCC and that the clinics are clean, orderly and equipment and supplies are moved and stored as per the laid guidelines.
9) Perform outreach activities as may be required.
10) Ensure that service statistics and all the required reports are properly collected from each department and submitted timely to the immediate supervisor
11) Participate in emergency preparedness, rapid assessments and eventual emergency responses in collaboration with the entire team
QUALIFICATIONS:
1) Nursing degree
2) At least five years experience in Primary Health Care and nursing.
3) Training and training of trainers experience
4) Strong organizational and supervisory skills
5) Possess excellent interpersonal skills
6) Ability to work within different cultural environments
7) Ability to analyze and prioritize needs
8) Prior experience in S Sudan / Africa strongly preferred
for other vacancies available (ex : Public Health Nurse, Midwife Consultant, Nutritionist, etc) please refer to provided link

Wednesday, December 06, 2006

Tips : Mencegah Komedo

Tips : Mencegah Komedo

Dear Netters,

Komedo muncul karena pori-pori kulit tersumbat oleh minyak (sebum), lapisan sel tanduk serta adanya bakteri permukaan kulit. Penanganan yang salah bisa meninggalkan bekas. Bagaimana mencegah dan menghilangkannya secara aman?

1. Gunakan produk-produk kecantikan yang mencantumkan keterangan noncomedogenic (tidak menutup pori-pori dan tidak menyebabkan komedo), oilfree, serta produk dengan bahan dasar air (water based skin care product).

2. Bersihkan wajah dua kali sehari secara rutin. Namun jangan berlebihan, karena malah membuat kandungan minyak wajah sebagai pelembab alami hilang.

3. Jangan pernah memencet hidung untuk menghilanglan komedo! Cara ini justru akan membuat kulit kemerahan dan meradang. Pori-pori pun akan bertambah besar.

4. Ingin cara sederhana? Ambil sebutir telur. Kocok putihnya hingga berbusa. Lalu, basahi kapas bersih dengan putih telur dan tempelkan pada hidung. Diamkan hingga kapas benar-benar kering (kurang lebih satu jam), kemudian angkat kapas dari hidung. Anda akan terkejut dengan banyaknya komedo yang menempel pada permukaan kapas. Jangan lupa untuk membersihkan wajah dengan air hangat sesudahnya.

5. Bisa juga scrubbing di area hidung. Sebelumnya lakukan steam dengan cara menguapi wajah dalam baskom berisi air hangat dan tutupi kepala dengan handuk lebar. Ini akan membuat pori-pori terbuka dan memudahkan proses scrubbing. Lalu, gosok secara perlahan daerah hidung dengan scrub wajah. Atau gunakan scrub dari buah pepaya yang bisa anda buat sendiri di rumah. Terakhir, bilas wajah dengan air bersih dan tutup kembali pori-pori dengan memakai toner. Lakukan perawatan ini maksimal tiga kali dalam seminggu.

6. Jika komedo tetap membandel, segeralah konsultasi dengan dokter kulit/dermatologist. Dimana Anda akan mendapatkan produk denan kandungan Retin-A, yang berfungsi sebagai exfoliant, untuk membuka pori-pori yang tersumbat, menelupas sel kulit mati dan membersihkan komedo. (Nova)

sumber:
kompas.co.id

Tuesday, December 05, 2006

Informasi Lowongan di Darmawan Swecker & Associates

Informasi Lowongan di Darmawan Swecker & Associates

Jabatan: Pemula
Fungsi Kerja: Kesehatan, Perawat
Posisi: Tenaga Medis
Lokasi Kerja: Jakarta (di websitenya disebutkan juga Bogor)
Jenjang Pendidikan: Diploma
Jurusan: Perawat
Pengalaman Kerja: Tidak diperlukan
Jenis Kelamin: Tidak diutamakan
Umur: Antara 21 dan 24 tahun (di websitenya disebutkan max : 28 thn)
Gaji yang Ditawarkan: Tidak disebutkan

Persyaratan:
- Mengerti Medis dan P3K

- Dapat menggunakan program komputer MS Office
- Mempunyai keahlian berbahasa Inggris (min. pasif)
- Mengerti filing system
- Jujur, berinisiatif, rajin, rapi dan tekun

Deskripsi Pekerjaan:
- Bertugas menangani kecelakaan di tempat kerja
- Mengawasi ketersediaan obat-obatan di klinik
- Membantu kelancaran pelaksanaan medical check up
- Menangani filing dokumen kesehatan karyawan
- Administrasi untuk klaim kesehatan dan asuransi
- Menangani konsultasi kesehatan karyawan di Jakarta

Tanggal Pemasangan:
04 Desember 2006

Tanggal Penutupan:
31 Desember 2oo6

Monday, December 04, 2006

Vacancy for Nurse in Japan

Vacancy for Nurse in Japan
Kami perusahaan yang bergerak di bidang health care assistance membutuhkan nurse (perawat) dengan kualifikasi:
- Female
- Background from nursing academic minimal D 3
- Experience min 5 - 10 years
- Fluent in Japanese speaking
- Good appearance
Lamaran dapat ditujukan ke HRD Medikaloka Health Care dengan email:
dengan subject Japanese Nurse.
Paling lambat 27 November 2005.
Terima kasih.
regards,
DL
(message posted in milis indonesian head hunter by donna saidi at Nov 14 2005, 7:05 pm)

Sunday, December 03, 2006

MEDIKA PLAZA INTERNATIONAL GROUP

MEDIKA PLAZA INTERNATIONAL GROUP

Perawat / Paramedik (Pr / Nr)

K U A L I F I K A S I :

- Lulusan Akademi Perawat dan memiliki SIP
- Telah mengikuti pelatihan BCLS, BTLS , Hiperkes
- Pengalaman bekerja sebagai Perawat di lapangan atau klinik gawat darurat
- Umur maksimum 35
- Terampil dalam komunikasi, termasuk bahasa Inggris
- Dapat bekerjasama dalam suatu tim kerja
- Bersedia bekerja di remote area atau di Kalimantan

Bagi yang memenuhi kriteria persyaratan di atas, kirimkan surat lamaran, CV dan pas photo terbaru ke :
MEDIKA PLAZA INTERNATIONAL GROUP
Hotel Kartika Chandra Lt. 3-4
Jl. Gatot Subroto kav. 18-20 Jakarta
atau E-mail ke : dodihilman@yahoo.com
dodihs@medikaplaza.com
(message posted by ryan daniel on Fri, Aug 11 2006 7:04 pm at milis http://groups.google.com/group/Indo_Head_Hunter)

Lowongan di PT. Gramedia Multi Utama

Lowongan di PT. Gramedia Multi Utama

Dear rekans,

PT. Gramedia Multi Utama membutuhkan :

1. Staf Keuangan (KEU) Pria/Wanita, usia maks. 27 th, S1 Akuntasi (dibutuhkan 3 orang untuk penempatan di Jakarta)
2. Kasir (KS) Pria/Wanita, usia maks. 27 th, D3 Akuntasi (dibutuhkan 3 orang untuk penempatan : 2 orang di Jakarta. 1 orang di Bandung)
3. Perawat Poliklinik Perusahaan (PRWT) Wanita, usia maks. 26 th, D3 Perawat, pengalaman min. 1 th sebagai perawat (dibutuhkan 1 orang untuk penempatan di Jakarta)
4. Asisten Apoteker (FAR) Wanita, usia maks. 26 th, D3 Farmasi, pengalaman min. 1 th di apotek (dibutuhkan 1 orang untuk penempatan di Jakarta)

Bagi yang berminat, silahkan kirimkan surat lamaran dan CV anda ke sandra@sdm.kompasgramedia.com dengan subjek Lamaran [kode pekerjaan]

Paling lambat 10 November 2005.
Salam, Sandra C.C. Siahaan PSDM PT. Gramedia Multi Utama

(message taken from milis http://groups.google.com/group/Indo_Head_Hunter)-- posted by Sandra.Christel at Fri, Oct 28 2005 3:07 pm

Lamaran Aceh

Lamaran Aceh

Dibutuhkan SEGERA beberapa dokter dan perawat, dengan pengalaman mampu mengelola managemen Rumah Sakit dan memiliki sertifikat Hyperkes. Bersedia di tempatkan di Aceh dengan sistim rotasi.

Bila anda berminat silahkan email CV anda ke: aryramli@indosat.net.id dengan subjek: Lamaran ACEH. lamaran ditunggu 10 hari setelah iklan dimuat.

(taken from milis http://groups.google.com/group/Indo_Head_Hunter/)-- message posted by Aryanto RAMLI, MD at Thurs, Oct 27 2005 8:45 pm

World AIDS Day message




Dr Anders Nordstrom,
Acting Director-General1 December 2006

World AIDS Day message

The HIV/AIDS epidemic continues to grow. Some 40 million people, their families, and their communities, are now living with HIV. Effectively tackling this epidemic remains one of the world's most pressing public health challenges.
In August this year, at the XVI International AIDS Conference, 30 000 of us came together in Toronto in reply to the Conference's call to action. That action, we agreed, must reflect a balanced mix of prevention, treatment and care. This year's World AIDS Day theme "Accountability" reminds us again of our responsibility for making the right choices.
In Toronto, I spoke on the three areas in which we had to take action: the three "Ms" of Money, Medicines and a Motivated workforce.

Money: We have made some important progress and continue to do so. For example, just over half of the latest round of grants from the Global Fund - which totalled US$846 million - will go to fight HIV/AIDS. Continued commitment is needed and resources must be used effectively. Accountability is an important theme for those who want to see the best possible results in terms of human lives.

Medicines: Our goal remains to scale up international efforts to provide universal access to prevention, treatment, care and support services.The ten-fold increase in people on treatment in sub-Saharan Africa in recent years shows that we can do it. Sub-Saharan Africa also illustrates what still has to be done: it represents 70% of the global unmet need for treatment.
We have a very long way to go still in the provision of medicines to those who need them. To be able to do that, we must also know who needs treatment and care.
The latest AIDS epidemic update from WHO and the UNAIDS Secretariat, released on 21 November, gives us the most accurate picture of the epidemic to date. HIV surveillance remains weak in almost all regions, particularly among marginalized groups. Those at highest risk—men who have sex with men, sex workers, and injecting drug users—are not reliably reached through HIV prevention and treatment strategies.
At the Toronto Conference there was a powerful drive to address the needs of those who bear the greatest burden of the AIDS epidemic - women and girls. Some 40% of new HIV infections now occur among young people aged between 15 to 24 years. The most striking increases in the number of people living with HIV have occurred in East Asia, Eastern Europe and Central Asia.
Those most at risk of exposure to HIV do not always know how to protect themselves and often do not have access to the means to do so, such as condoms, clean needles and syringes, and treatment for sexually transmitted infections. Levels of knowledge of safer sex and HIV remain low in many countries, as well as perceptions of personal risk. Even in countries where the epidemic has a very high impact, such as Swaziland and South Africa, a large proportion of the population do not believe they are at risk. Where prevention efforts decline, HIV infects more people.
Counselling and testing are essential so that people who are infected can know their status, seek care, and using their increased knowledge, change their behaviours to prevent transmission of the virus to others. Those who are tested can also use knowledge of their status to protect themselves.

A Motivated health workforce: Motivated and skilled health workers who can provide essential services are the crucial missing link in many countries. WHO's "Treat, Train Retain" plan for a healthy and well supported healthcare workforce is being developed now in 15 countries.
Prevention works but has to be focused on the needs of those most likely to be exposed to HIV, and it must be sustained. There are success stories. In 8 out of 11 of some of the world's most affected countries, HIV prevalence in the age group 15 to 24 years has declined in the past five years. We must seize on these successes and see that they are repeated.
We know that comprehensive harm reduction programmes reduce risky drug injecting practice and result in declines in HIV infection rates. Effective responses are being implemented in many countries, ranging from Brazil and China to the Islamic Republic of Iran and Indonesia. These experiences provide good models for other countries.
Another key element in the epidemic - Tuberculosis - has recently drawn increased attention with the development of an extremely drug resistant form that signals the urgent need for TB control. TB causes up to half of all deaths in people living with HIV.
The AIDS epidemic provides us with clear evidence that even some of the most complex health and development problems can be successfully addressed. To see this positive pattern repeated everywhere will take greater political will and more resources.
Our ability to be responsive to changes in the epidemic is a central factor if we are to succeed. We have to be constantly alert to shifts in the epidemic dynamic and country contexts, aware of which approaches are successful, and flexible enough to adapt our responses accordingly. We do not just need "more". We need to commit to clear sightedness about what is working and what is not - and quickly apply that knowledge.
For example, recognizing the critical role that vulnerable and marginalized populations play in the epidemic, we need to invest in models of service delivery that reach these groups, ensure equitable and quality services, and are able to provide sustainable support to the most affected communities.
We are now more than 25 years into this epidemic. People living with HIV and their communities urgently need to see tangible results. We are at a critical juncture. Just last week, Secretary-General Kofi Annan inaugurated the new joint UNAIDS/WHO building in Geneva. It is a building which now houses the HIV, TB and Malaria staff of WHO, side by side with the UNAIDS team. Nothing more clearly symbolises our determination to work as a team. It is a commitment to collaboration, and with that comes our commitment also to accountability: to all those currently living with HIV, and to all those whose lives must be protected from it.


For more information, please contact:
Christine McNabActing Director, WHO Communications Department
Telephone: +41 22 791 4688
Mobile: +41 79 254 6815

Apakah Anda menganjurkan aborsi pada keempat kasus berikut ini?

Apakah Anda menganjurkan aborsi pada keempat kasus berikut ini?

1. Ada seorang pendeta Dan isterinya yang sangat miskin. Mereka telah mempunyai 14 anak. Dan sekarang isterinya mengandung anak yang ke-15. Memperhatikan kemiskinan mereka Dan semakin banyaknya penduduk dunia, apakah Anda menganjurkan aborsi?

2. Sang ayah sakit kelamin, sang ibu mengidap TBC. Mereka mempunyai empat anak. Yang pertama buta, yang kedua mati, yang ketiga tuli Dan yang keempat juga terkena TBC. Dan ternyata ia hamil lagi. Mengingat kondisi yang sangat ekstrim ini apakah Anda menganjurkan aborsi?

3. Seorang pria kulit putih telah memperkosa seorang gadis berkulit hitam berumur 13 tahun Dan ia hamil. Kalau Anda orangtuanya apakah Anda menganjurkan aborsi?

4. Seorang gadis belasan tahun hamil. Ia telah bertunangan. Tunangannya bukanlah ayah anak yang dikandungnya, Dan sang tunangan itu merasa sangat terpukul. Apakah Anda menganjurkan aborsi?

Bila Anda menganjurkan Aborsi maka Anda Telah :

1. Pada kasus pertama Anda telah membunuh John Wesley, salah satu penginjil terkemuka pada abad ke-19.

2. Pada kasus kedua, Anda baru saja membunuh Beethoven.

3. Pada kasus ketiga Anda telah membunuh Ethel Waters, penyanyi rohani besar berkulit hitam.

4. Bila pada kasus keempat Anda mengatakan ya, maka Anda baru saja menyatakan pembunuhan terhadap Yesus Kristus !!!
Written by Jack
(this article taken from milis internationalsos_medic@yahoogroups.com)

Friday, December 01, 2006

Reply : Acara Tatap Muka dengan Mentri Kesehatan RI

Waslen Naibaho wrote:
Saya pribadi sebagai seorang perawat lulusan dari Indonesia (sekarang di Amerika) sungguh tidak pernah menyesal menjadi seorang perawat, bahkan waktu kerja di Indonesia sekalipun. Kurangnya pengetahuan Ibu Menteri, wawasan yang kecil, tidak expose terhadap multiple aspek perawatan, dan questionable about her skill in management (Bahasa yang digunakan bukan management language padahal itu rapat dengan orang yang berpendidikan) makanya saya perlu menanggapi hal tersebut berdasarkan nomor yang di bahas di bawah:

1. Keberhasilan satu rumah sakit adalah komplex mulai dari tukang parkir sampai direktur rumah sakit. Salah satu ini timpang akan menimbulkan keluhan dari konsumer. Pendidikan yang tinggi memang bukan untuk semua orang tapi keharusan untuk dimiliki buat orang-orang yang tepat. Kesuksesan satu institusi adalah berjalanya system yang baik. Orang pintar butuh pendidikan untuk menjadi seorang manager supaya mampu menjalankan system secara profesional. Kurangnya pendidikan mempengaruhi profesionalism.

2. Pengalannya di rumah sakit Harapan Kita membuat ibu menteri bisa melihat bahwa S1 menjadi jago dalam hal koordinasi. Saya tidak mengerti bagaimana kalau perawatan yang tidak terkoordinasi diberikan kepada ibu menteri? Keinginan menjadi manager adalah bagus. Adanya goal, akan memotivasi orang bekerja lebih baik, akibatnya perawatan akan lebih maju. Kompetisi selalu mendorong orang bekerja lebih baik, kalau tidak maka orang itu akan kalah dalam berkompetisi.

3. Pendapat No. 3 sangat menyedihkan. Pendapat ini bisa muncul karna Lack of understanding in management role. Indonesia telah membuktikan berpuluh tahun dengan menggunakan tenaga perawat yang kurang berpendidikan dan hasilnya adalah kegagalan. Akhir-akhir ini tenaga perawatan mulai diminati dengan pendidikan yang lebih tinggi. Saya yakin bahwa quality perawatan di Indonesia sekarang jauh lebih baik dibandingkan 25 tahun yang lalu.

4. Satu hal PPNI yang bisa buktikan selama ini ialah: Kegagalan menjadi wadah dan nara sumber buat profesi keperawatan. Ini bisa terjadi karna kurangnya quality orang-orang yang duduk di PPNI. Kurangnya pendidikan (saya tidak tahu berapa yang punya Doctorat Degree di bidang perawatan yang duduk di PPNI) membuat PPNI tidak mampu melakukan tugasnya.

5. Sangat malu saya membaca hal No. 5. Bahasa yang digunakan sangat pasaran, padahal itu rapat dengan orang berpendidikan. Saya kurang tahu apa pendidikan dari Ibu menteri dan lulusan dari mana, pencapaian akademis dan extrakurikuler waktu kuliah? (kalau ada yang bisa kasih masukan). Input perawatan adalah sangat penting. Survey di Amerika menunjukkan bahwa input dariperawat ada 90%, dan 10% dari dokter. Ibu menteri adalah pasien yang special saat itu, atau terlalu sombong sehingga merusak system yang ada dengan tidak mau berinteraksi sama perawat, tapi langsung ke dokter.

6. Pendapat "perawat ambil kapling dokter" menunjukkan tidak adanya pengetahuan tentang Doctor and Nursing Role. Perawat dan dokter adalah profesi yang sangat berbeda bekerja di field yang sama. Ketidak mampuan melihat perbedaan ini adalah karna kurangnya pendidikan dan quality orang tersebut. Kurang pengetahuan apalagi dalam hal management.

7. Hal no. 7. Masalah perawatan adalah hal yang rumit kurangnya dukungan dari perawatan itu sendiri. hal ini adalah benar, dengan karena inilah maka perlu pendidikan yang tinggi. Management perawatan yang baik supaya tercapai quality of care yang tinggi.

8. Sekolah perawat tidak mencetak perawat ke luar negri, tapi kegagalan system yang ada membuat perawat Indonesia tidak dihargai orang Indonesia tapi dihargai orang luar negeri dalam hal ini saya bekerja di America.

Kesimpulan:

Kegagalan perawatan di Indonesia lebih cenderung karna kegagalan dari atas. Ketidak mampuan menciptakan satu system yang baik sehingga quality of care rendah sekali. Kegagalan management memotivasi staff karna kurangnya pengalaman dan kurangnya pendidikan serta ruang lingkup yang kecil atau kurangnya quality dari orang-orang tersebut.


Waslen Naibaho
Loma Linda University Medical Center
California, USA

(this message taken from milis Indonesian_nurses@yahoogroups.com)--

Acara Tatap Muka dengan Mentri Kesehatan RI

Chalida Hayulani wrote:
Saya adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Hari ini (17 Mei 2005) saya mendapat selebaran di kampus yang isinya betul-betul memprihatinkan bagi dunia Keperawatan di Indonesia (setidaknya begitu menurut saya pribadi). Kejadian dan pernyataan yang tertulis di bawah ini memang sudah berlangsung cukup lama tapi ini berita ini sendiri baru saya dapatkan sore ini. Saya hanya ingin rekan-rekan keperawatan baik yang sudah menjadi perawat, bergerak di bidang pendidikan keperawatan,yang masih menempuh pendidikan,dll mengetahui hal ini. Betapa masih dipandang rendah dunia keperawatan di Indonesia.

Tulisan berikut ini diketik sesuai dengan yang aslinya.
Acara Tatap Muka dengan Mentri Kesehatan RI
Rabu, 20 April 2005 Jam 11.00-12.00
Di Ruang Mahar Marjono

Acara pamitan dan mohon pengarahan Ibu Menkes RI bagi dosen dan sarjana Keperawatan PSIK-STIKes Binawan yang akan melanjutkan program S2 Keperawatan dan RN di University of Technology Sidney Australia.

Ibu Menkes RI yang didamping oleh Kepala PP SDM Depkes RI mengatakan:
1. Boleh-boleh saja melanjutkan sekolah tinggi keperawatan tapi mau tidak melayani pasien (jadi perawat klinik disamping pasien)
2. Pengalaman beliau di R.S Harapan Kita lulusan S1 Keperawatan tidak bisa melaksanakan pelayanan keperawatan tetapi untuk mengikuti rapat cukup jago akhirnya jadi perawat jago rapat dan jago coordinator dan inginnya jadi manajer
3. Saat ini Indonesia belum dibutuhkan Ilmu Keperawatan yang terlalu tinggi tapi dibutuhkan perawat yang mau melayani pasien dan yang dibutuhkan pendidikan keperawatan yang menengah
4. Merasa heran dengan PPNI dan para perawat tidak mendukung penyelenggaraan D4 karena yang dibutuhkan saat ini adalah perawat yang lulusan DIII + 1 tahun dengan kemampuan skill yang tinggi
5. Harus disadari oleh perawat bahwa input keperawatan rendah dan bukan orang nomer satu. Buangan dan tidak masuk kemana-kemana baru masuk keperawatan
6. Perawat harus tahu batas dan wewenang keperawatan dan tidak mengambil kapling dokter
7. Masalah keperawatan merupakan hal yang rumit dan belum menemukan cara penyelesaiannya dan tidak didukung oleh profesi keperawatannya sendiri
8. Menghimbau dan mengajak yayasan Binawan untuk merencanakan pendidikan perawat untuk pemenuhan kebutuhan dalam negri dan tidak hanya mencetak perawat profesional untuk kebutuhan luar negri.
Kesan

- Ibu Mentri kurang memahami pendidikan keperawatan di INDONESIA
- Dalam pengarahan kurang memajukan profesi keperawatan dan kurang bijaksana.
Komentar saya:
"Gimana mau maju. Menkesnya aja ngga ngedukung kita (perawat2). Kalo gitu Bu Mentri apusin aja smua pendidikan keperawatan yang ada di Indonesia ini biar ngga usah ada aja perawat.Kita mau tahu bisa ngga dokter kerja sendiri,masangin infus ndiri,ngatur manajemen perawatan sendiri,mandiin pasien sendiri.Ngga usah pake bantuan perawat. Ngga heran deh kalo perawat PROFESIONAL INDONESIA lebih memilih 'EKSODUS" ke luar negeri, di negaranya sendiri ngga dihargai sih.."
(this message taken from milis Indonesian_nurses@yahoogroups.com)-- message posted by Chalida Hayulani at Tuesday, May 17, 2005 8:28:34 PM

Google Translate

Adventist News Network

ReliefWeb: Latest Vacancies (in UN--United Nations)