Wednesday, December 27, 2006

Amarah Itu Racun, Kendalikan Segera!

A tip of the day...


Amarah Itu Racun, Kendalikan Segera!

Ingat-ingat, saat anda mengalami hari yang buruk, entah macet, atau mobil terserempet pengendara motor yang ugal-ugalan, apa reaksi Anda? Marah tentu. Anda bakal menyalahkan orang lain atas kejadian itu? Bisa jadi.
Amarah itu wajar, asal jangan berlebihan. Sebab amarah di luar batas takaran beracun lho. Tekanan darah tinggi, menurunnya level gula dalam darah,sakit kepala, migren, sakit jiwa, bahkan kematian, merupakan efek samping yang lazim ditemukan dari amarah yang kronis. Bertahun-tahun hingga kini, sejumlah riset klinis telah melakukan percobaan dari ratusan orang sukarela untuk menjalani tes kemarahan, untuk menentukan pola antara kemarahan dengan isu kesehatan.
Hasil membuktikan indikasi definitive kemarahan dapat membunuh untuk jangka panjang. Diperkirakan orang yang biasa marah sepanjang hidupnya akan mati 10 tahun lebih muda keimbang seseorang yang dapat mengendalikan amarah dan stress. Nah, tertarik kan?
Amarah disebabkan oleh stress/tekanan dan pikiran negatif yang menurunkan kadar serotonin di otak, yang akan menyebabkan terjadinya:
- Meningkatnya perilaku agresif.
- Meningkatkan aktivitas system syraaf simpatik, seperti pernapasan, kecepatan denyut jantung.
- Menurunkan aktivitas system syaraf parasimpatik, seperti koordinasi, konsentrasi, dll.
- Meningkatkan efek menyenangkan dari merokok dan nikoton, yang akan meningkatkan perilaku buruk.
- Naiknya bobot tubuh dan kebiasaan makan.
- Meningkatnya konsumsi alkohol.
Langkah gampang yang dapat anda tempuh mengekang amarah adalah jangan membesar-besarkan masalah dan sebenarnya sebagian besar masalah itu hal kecil yang dibesar-besarkan.


Agar lebih mudah, berikut ini kami rangkumkan 10 langkah untuk menurunkan amarah:
1. Meditasi
Dengan meditasi, Anda fokus pada pernapasan dan tampak rileks. Cara ini ampuh menurunkan tekanan psikologis dan stress. Lakukan meditasi setiap hari, dan lihat manfaatnya untuk mengendalikan amarah yang siap memuncak.
2. Tegaslah pada diri-sendiri
Jika ketidakadilan terjadi pada Anda, tak diragukan lagi pasti amarah itu menggelegak. Namun tujuan utamanya adalah jangan sampai amarah itu bersifat merusak dan membuat Anda hilang kendali. Tetaplah fokus dan selektif.
Tak seperti meditasi, penegasan akan membuat Anda dapat menilai situasi. Asertif, yang merupakan kebalikan dari agresif, meminta adanya perubahan perilaku. Jika biasanya Anda meminta sesuatu dengan marah-marah, ubahlah permintaan dengan kata-kata santun dan menaruh rasa hormat. Cara ini lebih diplomatis.
3. Memelihara binatang
Hewan peliharaan tak menuntut banyak, kecuali makanan dan perhatian. Namun pada saat yang sama, dia akan memberikan tuan-nya sesuatu yang berharga. Jangan anggap binatang peliharaan tak punya perasaan, mereka itu lebih peka dan mampu 'memahami' kita dengan lebih baik. Mereka tak egois, mau menang sendiri, seperti manusia. Memelihara binatang merupakan tindakan bagus sebagai awal Anda memperhatikan lingkungan sekitar. Penelitian menunjukkan secara fisik dan emosi pemilik binatang peliharaan lebih baik ketimbang yang tidak.
4. Mendengarkan
Cobalah untuk menutup mulut, diam, mendengarkan. Terbukti aksi diam mampu meredam amarah yang memuncak saat berseteru dengan lawan bicara, misalnya.
Jika saatnya bicara, Anda akan berbicara dengan nada lebih bijak dan akan membuat orang lain belajar pada Anda
5. Tingkatkan empati
Dengan melihat situasi dari kacamata orang lain, Anda akan menemukan kecakapan baru--bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Orang akan lebih menghargai Anda.
6. Toleransi
Kata ini sangat efektif, menerima orang lain seperti apa adanya, bukan ingin menjadikan mereka sesuai kehendak Anda. Di waktu lain, saat Anda bicara, akan lebih didengarkan olah orang lain. Sebabnya tak lain sikap toleransi yang Anda miliki itu.
7. Memaafkan
Memaafkan, betapapun luka itu masih membekas dalam di hati dan jantung Anda.
Meski secara akal tampaknya hal yang menyakitkan itu tak mungkin dimaafkan, kenapa tak melepaskan amarah dengan memaafkan orang lain yang telah menyakiti hati? Yakinlah, ada semacam 'pelepasan' beban yang membuat hidup jauh lebih ringan untuk dijalani.
8. Miliki sahabat
Seorang sahabat orang kepercayaan dapat memberi dukungan, atau bahkan mengasuh anak-anak saat Anda harus pergi mendadak. Sahabat juga tempat untuk berbagi, bahkan untuk hal-hal yang tak dapat kita share ke pasangan. Dengan berbagi, amarah juga bisa diredakan. Ibaratnya sahabat itu 'tong sampah' yang siap menampung segala serapahan kita.
9. Seringlah tertawa
Amarah dan humor memang tak sama dalam satu waktu. Namun tak ada salahnya menertawakan diri-sendiri saat suasana sedang tak enak. Amarah yang siap membuncah bakalan mereda jika Anda bisa membanggap tragedi hanyalah banyolan belaka.
10. Lebih religius
Jika selama ini Anda tak aktif di persekutuan gereja atau misa, kenapa tak memulainya lagi? komunitas spiritual akan membantu diri kita mencapai prospek filosofi yang positif. Outlook positif ini pada akhirnya akan mengekang segala kesinisan, amarah dan juga agresi.

No comments:

Google Translate

Adventist News Network

ReliefWeb: Latest Vacancies (in UN--United Nations)